Create your own at MyNiceProfile.com

Jumat, 16 November 2012

Na Tum Jano Na Hum = Kau dan Aku Takkan Tahu.


Cerita ini bermula dari seorang gadis yang melankolis dan percaya akan keajaiban cinta. Dia bernama Esha. Suatu hari saat Esha sedang mendengarkan stasiun radio kesayangannya, dia mendengar sebuah puisi cinta yang dikirimkan seseorang namun orang itu tidak menyebutkan namanya. Esha merasa orang itulah yang selalu dia impikan. Orang itulah yang Esha percayai akan memberikan keajaiban cinta kepadanya.
Lewat stasiun radio itu Esha berkirim surat kepada sang penyair. Lalu Esha dan sang penyair saling membuat kotak surat di kantor pos masing-masing di tempat mereka tinggal. Mereka terlihat lebih dekat daripada sahabat. Meskipun mereka belum pernah bertemu dengan satu sama lain. Masalah mulai menimpa Esha saat orang tuanya akan menjodohkan dia kepada pilihan mereka. Bagaimana kah tindakan Esha selanjutnya…
Di sisi lain… ada Rahul seorang fotographer yang suka akan romantisme. Suatu hari dia mengirimkan puisi cinta ke sebuah radio. Tak disangka ada seorang gadis yang tertarik dengan puisinya. Dia dan gadis itu saling berkirim surat. Hingga perkenalan mereka sangat akrab. Meskipun mereka hanya sekedar lewat surat dan tidak pernah bertatap wajah namun mereka ibarat kekasih yang saling berjauhan. Hingga dia menghadapi dilema antara sahabatnya atau gadis yang dia cintai namun jauh dari mata tersebut.
Di sisi yang lain lagi… Akshay, seorang playboy kelas berat. Bagi dia cinta itu hanya kamuflase dan hanya berguna dalam satu malam saja. Dari gadis satu ke gadis lainnya, begitulah dia. Hingga membuat kesal orang tua dan kerabatnya dikarenakan ulahnya tersebut. Sang orang tua akhirnya menjodohkan Akshay dengan pilihan mereka. Awalnya Akshay tidak mau. Namun saat berjumpa dengan gadis itu dia merasakan getar cinta. Dari gadis itu dia belajar akan cinta sejati. Dari gadis itu dia belajar arti rindu. Dari gadis itu dia belajar sakit hati akan cinta. Namun tak disangka, gadis itu menyimpan cinta dengan orang lain. Akshay tak mau kehilangan gadis itu maka dia meminta pertolongan sahabat nya. Akshay mengerahkan segenap kekuatannya untuk mendapatkan gadis itu.
Tiga orang, tiga dilema, tiga masalah, namun intinya adalah keajaiban cinta.
Para Pemain:
Esha Deol                 : Esha
Hrithik Roshan      : Rahul
Saif Ali Khan           : Akshay
Klik judul lagu disamping untuk mendengarkan salah satu lagu dari film Na Tum Jaano Na Hum …  Dil Leke
[Via http://ridhatiulfa.wordpress.com]

Jumat, 19 Oktober 2012



TUGAS MAKALAH
GENETIKA

 MUTASI
NAMA      : ARRA MUSYARRAFAH
NIM : I 111 11 003
           




FAKULTAS PETERNAKAN
 UNIVERSITAS   HASANUDDIN
 MAKASSAR
 2012

PENGERTIAN MUTASI
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti petir.Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik  alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
-    mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
-     gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa
-     gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak akan terlihat 
  Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").
 

PENGERTIAN ABERASI
Aberasi yaitu suatu keadaan abnormalitas pada individu yang disebabkan oleh terjadinya penurunan kromosom. Abnormalitas kromosom dapat dibedakan menjadi dua yaitu abnormalitas kromosom yang disebabkan karena jumlah kromosom berkurang atau bertambah dan abnormalitas kromosom yang disebabkan karena adanya perubahan struktur kromosom itu sendiri. Abnormalitas kromosom disebabkan karena jumlah dibedakan menjadi euploidi dan aneoplodi. Sebagian besar terjadinya perubahan jumlah adalah terjadinya "nondisjungtion" pada pembelahan miosis I dan miosis II. Abnormalitas kromosom yang disebabkan oleh Perubahan struktur ditimbulkan dengan beberapa cara yaitu delesi, duplikasi, translokasi, inversi, isokromosom, mosaik. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap abnormalitas kromosom diantaranya umur ibu, radiasi, alkohol.


PEMBAGIAN MUTASI
1).           Berdasarkan  tempat  terjadinya
Mutasi kecil ( point mutation)
Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul ( AND ) gen. Lokus gen sendiri tetap. Mutasi jenis ini  yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi gen diartikan sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi gen yang terjadi antara lain dapat  berupa perubahan atau pergantian pasangan basa. Misalnya pasangan A-T diganti menjadi G-C: peristiwa semacam ini antara lain disebabkan karena terjadi satu basa purin ataupun pirimidin oleh senyawa lain yang analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G. Sebagai akibat peristiwa lain.

Mutasi besar (gross mutation)
Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom. Istilah khusus mutasi kromosom  yakni aberasi. Sehingga untuk selanjutnya istilah aberasi dipakai untuk mutasi kromosom, sedangkan  istilah  mutasi  khusus  untuk  mutasi gen saja.

2).            Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi 
 Mutasi somatis (mutasi vegetatif)
Mutasi somatis adalah mutasi yang terjadi pada sel soma. Bila perubahan sel somatis demikian besar , sel-sel dapat mati  dan kalau dapat bertahan hidup memiliki kelainan atau tak berfungsi secara normal. Bila sel somatis tidak tidak meliputi daerah  yang luas, yang kurang penting,  tidak membahayakan, tetapi bila meliputi daerah yang luas atau alat yang amat penting dapat membahayakan bahkan dapat mematikan.
Bila perubahan sel itu terjadi ketiak sel somatis sedang giat membelah seperti dalam embrio dapat mengakibatkan karakter abnormal waktu lahir, tetapi tidak diturunkan kepada generasi berikutnya, makin muda jaringan yang mengalami perubahan genetis makin luas akibat abnormalan yang ditimbulkannya sebliknya makin dewasa jaringan itu ketika mengalami keabnormalan dan dapt ditolerir.
Dalam bidang pertanian mutasi vegetatif banyak dipakai untuk meninggikan produksi dan mutu, seperti terhadap apel, anggur dan jeruk. Dibuat perubahan induksi pada suatu cabang pohon dewasa (misalnya dengan colchicine). Lalu cabang distek atau dicangkok, dan dibiakkan secara vegetatif pula, Sedangkan secara alamiah perubahan vegetatif pada tumbuhan dapat menimbulkan beraneka warna (belang) pada endosperm (biji), daun dan mahkota bunga. Misalnya pada ercis dan bunga pukul 4.

Mutasi germinal (mutasi gametis/ generatif)
Mutasi germinal adalah mutasi  yang terjadi sel germinal (terdapat didalam gonad). Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel banyak dan bukan yang bersel satu. Atau strukturnya yang lebih sederhana. Bila perubahan berlangsung pada gamet maka akibat  yang ditimbulkan begitu hebat dan gametpun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak mampu melakukan pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat melakukan pembuahan, terjadi generasi baru yang  menerima peruahan bahan genetik tersebut. Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti gas murtad, maka kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada gamet, namun kalau radiasi terjadi pada bagian tubuh yang lain, bukan langsung ke gonad suatu saat gonad menerima akibat radiasi secara tidak langsung itu. Bila radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan dan akhirnya mencapai inti sel gamet.
Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin besar kemungkinan gamet menerima perubahan genetis, sebaliknya  semakin jauh bagian tubuh yang kena radiasi dari gonad, makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.




3).            Berdasarkan faktor penyebab mutasi
Mutasi alami (spontan)
Mutasi alam adalah mutasi yang terjadi secara alami (tanpa dibuat dan disengaja manusia). Penyebab  dari  mutasi  alamiah  antara  lain:
· Sinar  kosmos
· Batuan radioaktif
· Sinar  ultra violet matahari
· Sesuatu yang tidak jelas dalam metabolisme sehingga terjdi kekeliruan dalam sintesis bahan           
· Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam jaringan (lewat         makanan atau minuman yang terkena pencemaran zat radioaktif Sinar kosmos berasl dari angkasa luar, meradiasi bumi dengan partikel (butiran) berenergi tinggi, yakni proton, positron, ( bagian  jumlah  perubahan  spontan ).

Mutasi buatan
Mutasi spontan merupakan mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia, yang biasa diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Misalnya dibidang budidaya, perakitan bibit dan lain-lain. Usaha- usaha manusia dalam perubahan genetik dalam bentuk bahan makanan antara lain:
· Pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi, sterelisasi dan pengawetan bahan makanan.
· Penggunaan senjata nuklir
· Roket, televisi, reaktor yang menggunakan bahan bakar radioaktif.
Mutasi buatan tidak selalu berakibat buruk. Banyak sekali jasa bahan radioaktif terhadap kesejahteraan hidup manusia. Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman. Perubahan mutasi buatan yang dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat meningkatkan mutunya. banyak tanaman panen (padi jagung gandum) yang dikembangkan sehingga tahan terhadap suatu jenis hama.

4).           Berdasarkan jumlah faktor keturunan
- Mutasi bertahap (mutasi mikro)
  Mutasi mikro adalah mutasi yang terjadi atas satu atau sekelompok kecil faktor keturunan.

- Mutasi lompatan (mutasi makro)
Mutasi makro merupakan mutasi yang terjadi atas sejumlah besar atau mungkin seluruh faktor keturunan.
Dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, terdapat dua macam pendapat tentang dampak perubahan yang efektif supaya evolusi mahkluk hidup dapat berlangsung, pendapat pertama, mengatakan bahwa penyebab variasi ( penyebab perubahan) yang lebih efektif adalah perubahan bertahap. Dalam kurun waktu yang cukup lama sedikit demi sedikit akan terjadi akumulasi demikian banyak variasi  yang mengarah pada timbulnya kelompok- kelompok baru( yang ditinjau dari sudut tinjauan tingkat takson tertentu mungkin sudah berbeda dengan sebelumnya). Dalam hubungan dengan ini dikataka bahwa mutasi lompatan, skala perubahan adalah demikian besar sehingga turunan yang mewarisi banyak ciri yang sekaligus berubah, relatif tidak beradaptasi. Pendapat kedua mengatakan bahwa penyebab variasi yang efektif adalah  mutasi lompatan : dikatan bahwa yang terjadi karena mutasi bertahap tidak dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru (spesiasi). Namun demikian, dari pendapat tersebut yang paling banyak dianut adalah  pendapat yang pertama.

5).           Berdasarkan manfaat bagi individu atau populasi yang mengalami  
· Mutasi  yang  merugikan
Mutasi yang merugikan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri dan kemampuan yang kurang atau tidak adaptip pada individu (populasi).

· Mutasi  yang  menguntungkan
Mutasi  yang  menguntungkan  adalah  mutasi yang berakibat timbulnya ciri  dan  kemampuan yang semakin adaptip pada individu ( populasi ), diantara kedua mutasi itu, yang paling banyak terjadi adalah mutasi yang merugikan: akan tetapi dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, dampak perubahan karena mutasi efektif  adalah mutasi  yang menguntungkan.







 PENYEBAB MUTASI /  MUTAGEN

 Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Faktor itu jika menghantam apa yang ada didalam gen ( DNA ) disebut mutasi gen , sedang jika menghantam apa yang ada di dalam kromosom ( GEN ) disebut mutasi kromosom jadi jika menghantam susunan basa nitrogen yang ada di dalam gen berarti mutasi gen. Pada umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:

Contoh dengan penyinaran radioaktif :
-          tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah.
-          Pada padi dihasilkan atomita I dan II
-          Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida
-          Pada kedelai diperoleh kedelai muria
Contoh dengan bahan kimia :
-          kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji
-          acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias
-          dengan asam nitrat, digitonin, gas metan  

    

A.    Mutasi Fisika
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
-          sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K.
-          alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.
-          , , Radiasi sinar X,
-          Neutron
-          Suhu tinggi

B.     Mutasi Kimia
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :
-          pestisida, seperti DDT, BHC
-          agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA.
-          Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.
-          Eosin, eritrin dan fluoresen
-          Peroksida organik
-          Fe dan Mg
-          Formaldehide
-          Asam nitrit, natrium nitrit
-          Antibiotik
-          H2O2
-          Glikidol

C.    Mutasi Biologi
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA. Virus dan bakteri diduga dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.




Senin, 01 Oktober 2012




Flowchart: Process: Oleh
I Putu Sampurna
Text Box: PAKAN SAPI BALI
Text Box: UNIVERSITAS UDAYANA
2009



II. PAKAN SAPI BALI

            Keberhasilan usaha peternakan sapi, baik itu sapi potong, sapi kerja, maupun sapi perah sangat tergantung dari pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat.  Namun perlu disadari bahwa pemberian pakan yang cukup dan  memenuhi syarat syarat ini tidak akan dapat mengubah sifat genetik sapi.  Besar tubuh sapi Bali tidak dapat diubah menyerupai sapi Hereford, tetapi pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan dapat menunculkan sifat bawaannya yang baik, mislanya pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan persentase karkasnya menjadi lebih tinggi, dan lebih tahan terhadap penyakit.
            Pemberian pakan pada ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah harus dilakukan secara berkesinambungan sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.  Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan akan menimbulkan goncangan pertumbuhan sapi.  Keadaan ini sering ditemukan pada sapi Bali yang dipelihara di daerah pegunungan / daerah dataran tinggi yang pengairannya tergantung dari air hujan, seperti di daerah Bukit Jimbaran, daerah Kubu Karang Asem, daerah NTT dan lai-lain.  Pada musim hujan, sapi bali yang dipelihara di daerah tersebut tumbuh dan bertambah bobot dengan sangat cepat karena sapi mendapat pakan dalam jumlah yang cukup dan memenuhi syarat.  Akan tetapi, pada musim kemarau pertumbuhannya atau bobot badannya dapat menurun secara dratis, sebab selama musim kemarau persediaan pakan dan daya cerna sapi akan hijauan menjadi berkurang.  Hal ini tyerutama disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat kekurangan air.  Dengan demikian, hijauan/rerumputan yang yang diberikan kepada ternak tidak lagi memenuhi syarat, bahkan jumlahnyapun tidak mencukupi kebutuhan sapi. Sebagai akibatnya ialah : pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya menurun/kurus, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai sapi potong.  Perkembangbiakannya terhambat karena fertilitasnya menurun, persentase karkasnya juga sangat rendah.
            Oleh karena itu, peternak harus berusaha memberi pakan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan sapi.  Ransum sapi yang memenuhi syarat  ialah  ransom yang mengandung : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup.  Kesemuanya dapat disediakan dalam bentuk hijauhan dan konsentrat.

Kebutuhan sap[I akan Gizi
  1. Protein.
Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, (misalnya pada sapi lanjut usia), pembentukan se-sel baru dari tubuhnya (misalnya pada pedet), berproduksi (misalnya pada sapi dewasa) dan diubah mnjadi energi (misalnya pada sapi kerja).
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi muda yang sedang tumbuh dibandingkan sapi dewasa.  Karena unsure protein tidak dapat di bentuk dalam tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan, oleh karena itu sapi harus diberi pakan yang cukup mengandung protein.
Sumber protein bagi sapi adalah hijauan dari jenis leguminosa seperti Centrosema pubescens, daun turi, lantoro dan pakan tambahan berupa penguat seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein asal hewan (hewani) lebih baik ketimbang protein asal tanaman (nabati), sebab kandungan asam amino essensial dan nilai gizinya lebih tinggi.  Bahan pakan yang berkadar protein tinggi ialah yang susunan proteinnyamendekati susunan protein tubuhnya.  Protein hewani dapat diproses kembali kembali menjadi protein jaringan dengan resiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein nabati seperti jagung dan jerami.
Ternak rumenansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam pakannya, sebab di dalam rumen dan ususnya yang panjang itu, pakan diolah oleh jasad renik.  Namun, jika protein yang diberikan adalah protein yang telah usang dan terurai, maka protein atau sam-asam amino dalam pakan harus ditingkatkan pula.  Oleh karena itu, jika sapi hanya diberi pakan berupa jerami, khususnya sapi penggemukan, maka kekurangan unsure protein/asam-asam amino dan unsr lainya dapat ditutupi dengan pemberian pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.  Kadar serat kasar tinggi dan kekurangan unsure protein, lemak  dan karbohidrat dalam jerami menyulitkan pencernaan.

  1. Lemak.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi (tenaga) dan sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K dalam tubuh.
Dalam tubuh, lemak dalam bahan pakan dapat diubah menjadi pati dan gula, dapat digunakan sebagai sumber tenaga, atau dapat disimpan di dalam jaringan atau sel sebagai lemak cadangan.  Kandungan lemak dalam tubuh berbeda-beda antara jaringan satu dan jaringan lainnya.   Lemak tubuh biasanya dibentuk dari karbohidrat dan lemak makanan, yang didak langsung digunakan.  Di dalam tubuh, kelebihan lemak akan disimpan di bawah kulit sebagai lemak cadangan.  Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempet khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada punuknya, domba ekor gemuk pada ekornya dan lain sebagainya.  Disamping itu, lemak yang berlebihan juga dapat disimpan disekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan diantara otot-otot.
Tubuh hewn terdiri atas tiga jenis jaringan, yaitu tulang otot dan lemak. Di antara ketiga jenis jaringan tersebut, jaringan nlemak terbentuk paling akhir.  Pada ternak sapi potong yang digemukkan, seperti pada sapi kereman, lemak yang disimpan menyelubungi serabut otot sehingga atau daging sapi menjadi lebih lembut.  Dalam tubuh hewan, lemak mempunyai sifat yang berbeda.  Sapi yang dipotong pada usia lanjut akan memiliki daging yang liat, apalagi bila sapi itu dipekerjakan terlalu berat dan diberi pakan yang tidak memenuhi syarat.  Hewan ternak yang hanya diberi pakan berupa hijauan dari rumput akan memperoleh kadar lemak yang sangat rendah sebab kandungan lemak kasar pada rumput hanya sekitar 1%.  Bahan pakan ternak yang banyak mengandung lemak adalah : bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil kedelai.

  1. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber tenaga (energi) dan sebagai pembentuk lemak cadangan di dalam tubuh.  Setelah dicerna, karbohidrat diserap oleh darah berupa glukosa dan langsung dioksidasi menjadi energi atau lemak cadangan. Suber karbohidrat yang penting ialah serat kasar dan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) yaitu bagian dari bahan makan yang banyak mengandung karbohidrat, pati dan gula.  Jagung dan pakan butiran lainnya  juga sebagai sumber karbohofrat.  Kebutuhan sapi akan karbohidrat juga dapat dipenuhi dari bahan hijauan, sehingga kebutuhan ternak akan karbohidrat tidak banyak mengalami kesulitan.

  1. Mineral
Mineral berguna dalam pembentukan jaringan tulang dan otot, proses produksi, penggantian mineral tubuh yang hilang, dan pemeliharaan kesehatan.
Meskipun diperlikan hanya dalam jumlah yang kecil dan terdapat dalam jumlah banyak dalam jaringan tulang, mineral berperan amat penting dalam kehidupan hewan ternak. Yaitu : mineral mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat makanan, pada anak hewan yang sedang tumbuh atau yang sudah dewasa, mineral diperlukan untuk memperbarui sel-sel yang mati.   Selain itu, janin hanya dapat tumbuhdengan baik bila tersedia mineral dalam jumlah yang cukup.
            Beberapa jenis mineral penting yang diperlukan tubuh ialah : natrium, khlor, kalsium, fosfor, sulfur, kalium, magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsure tersebut banyak terdapat dalam pakan.  Namun mineral tertentu seperti garam dapur (NaCl),  calsium (Ca) dan fosfor, sering masih perlu ditambahkan dalam ransum.
            Mineral fosfor banyak ditemukan pada padi-padian, sedangkan makanan kasar lainnya banyak mengandung Ca.  Tanda bahwa ternak sapi kekurangan mineral ialah : sapi suka makan tanah.  Kekurangan mineral dapat menimbulkan penyakit tulang atau fertilitasnya (kesuburan) ternak menjadi rendah.  Pada sapi, sumber mineral utama ada;ah hijauan, dan pakan tambahan berupa mineral (feed supplement-mineral)      

  1. Vitamin
Dalam tubuh, vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan memprimakan kesehatan dalam berproduksi.
Kebutuhan ternak akan vitamin sering tidak menjadi perhatian peternak karena unsure tersebut biasanya tersedia dalam jumlah yang cukup dalam pakan.  Selain itu, hewan memamah biak seperti sapi dapat membentuk vitamin tertentu dalam ususnya, terutama vitamin B kompleks.  Akan tetapi, pada musim kemarau yang panjang, bahan pakan sapimengandung vitamin A dengan kadar yang tidak cukup.  Oleh karena itu, bagi ternak sapi yang dipelihara secara intensif, atau yang ruang geraknya dibatasi, ransumnya perlu ditambahkan vitamin A.
Jika kadar vitamin A dalam tubuh berlebihan, maka vitamin tersebut akan disimpan dalam waktu yang lama dalam hati.   Pada sapi vitamin A yang disimpan dapat bertahan sampai enam bulan, dan kambing selama tiga bulan.  Bagain hijauan tanaman yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung karoten, yang dalam tubuh hewn dapat diubah menjadi vitamin A.
Sementara vitamin A dapat dibentuk dari karoten, vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan, sedangkan vitamin C dapat dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang telah dewasa, dan vitamin D dibentuk oleh tubuh hewan dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
Sumber utama vitamin tubuh pada sapi adalah hijauan..  Akan tetapi, beberapa factor seperti jenis tanah, iklim dan waktu dan cara penyimpanan hijauan, dapat berpengaruh terhadap kandungan vitamin dalam hijauan itu
  1. Air
            Air berfungsi mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengelauarkan bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh seperti keringat, air seni, dan kotoran (80% air), melumasi persendian, dan membantu pengpenglihatan.
            Air merupakan unsure terbesar dalam tubuh hewan karena lebih dari 50% komposisi tubuh terdiri  atas air.  Kebanyakan jaringan dalam tubuh hewan mengandung 70-90% air.  Hewan yang kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada yang kekurangan makanan yang sekali gus membuktikan bahwa air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ternak.  Oleh karena itu, para peternak harus sungguh-sungguh memperhatikan kebuituhan ternaknya akan air.
            Kebutuhan ternak akan air minum sangat beragam di antara ternak yang satu dengan yang lainnya.  Keragaman  ini dipengaruhi olah berbagai faktor, seperti : jenis sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan, dan volume makan yang masuk dalam tubuh, serta aktifitas sapi yang bersangkutan.  Pada sapi muda. I yang sedang bekerja, sapi yang berada pada lingkungan suhu yang tinggi, dan sapi yang diberi pakan jerami dalam jumlah yang besar, kebutuhan akan air minum lebih tinggi jika dibandingkan dengan sapi pada keadaaan normal.
            Kebutuhan tubuh sapi akan air dapat dipengaruhi dari air minum, air dalam bahan makanan, dan air metabolic yang berasal dari glukosa, lemak dan protein.  Sebagai pedoman bagi penyediaan air minumadalah : sapi dewasa yang bekerja memerlukan air sekitar 35 liter air dalam sehari, sedangkan sapi yang tidak bekerja memerlukan air sekitar 25 liter.
Bahan Pakan Sapi
            Sapi bali yang dilahan persawaan dalam kehidupannya lebih banyak memakan rumput dibandingkan semak dan pohon, sedangkan yang dipelihara di lahan kering, secara persentase lebih banyak memakan semak dan pohon.  Sapi bali pejantan jika dibandingkan dengan yang betina, lebih banyak memakan rumput.  Begitu pula pada musim hujan sapi bali lebih banyak makan rumput, sedangkan semak dan pohon konsumsinya meningkat pada musim kemarau.  Secara umum apabila dilihat komposisi pakan sapi Bali, terdiri atas rumput (78%), leguminosa (3%), semak dan pohon (15%), jerami (2%), batang pisang (1%) dan lainnya (1%).
Tabel 2.1. Komposisi Bahan (%) Pakan Sapi Bali di Bali
No
Jenis Pakan
Musim
Pemantaatan Lahan
Klasifikasi Sapi
Hu
jan
Kema
rau
Sa
wah
Tegalan
Ke
bun
Pe
det
Ke
biri
In
duk
Pejan
tan
1
Rumput
79
49
85
70
80
78
78
72
80
2
Leguminosa
2
1
0
2
0
2
0
0
0
3
Semak dan Pohon
14
32
6
23
15
11
17
20
9
4
Jerami
2
6
3
1
1
5
2
2
3
5
Batang Pisang
1
9
2
2
1
0
1
2
3
6
Lainnya
2
3
4
2
2
4
2
4
5
Sumber : Nitis, 2001
            Pakan untuk sapi Bali yang dikandangkan mesti selalu terseia sepanjang hari.  Pakan itu akan lebih diminati sapi bila sebelumnya telah dilayukan, karena pakan yang memiliki aroma yang membuat selera makan sapi turun  telah menguap.  Untuk itu pakan mesti dikumpulkan sehari sebelumnya (sore) untuk diberikan keesokan harinya.  Untuk mengurangi pakan yang tercemar akibat ulah sapi yang kerap memilih pakan, sebaiknya diberikan dua kali, pada pagi dan sore hari.  Kebiasaan memberikan pakan dua kali ini akan membuat peternak lebih sering bertemu dengan sapinya, karena bila terjadi perubahan prilaku ternak akibat sakit, birahi atau beranak peternak akan segera mengetahiu.  Dalam pemilihan pakan ternak sapi, selain zat yang terkabdung di dalammnya, perlu juga dipartimbangkan sifat biologi bahan pakan yang akan diberikan seperti : tekstur, palatibilitas (enak tidaknya) dan daya cernanya.   Sebagai contoh jagung giling yang kasar relative lebih sukar dicerna oleh sapi jika dibandinghkan dengan jagung giling yang lebih halus.  Bahan pakan yang rusak, tengik ataupun kurang enak tentu akan disisihkan oleh sapi atau terbuang percuma karena sapi tidak mau makan bahan pakan yang telah rusak.  Demikain pula bahan pakan kasar seperti jerami akan sulit dicerna oleh sapi sebab zat makanan dalam jerami tertutup oleh dinding sel yang sukar dicerna oleh sapi.  Bahan pakan yang sukar dicerna sebaiknya diberi perlakuan khusus sebelum diberikan kepada sapi.

Bahan Pakan Hijauan.
            Sapi Bali dapat diberikan pakan dalam tiga jenis yaitu : pakan hijauan, pakan konsentrat (penguat), dan pakan tambahan.  Bahan hijauan dapat diberikan pada sapi Bali dalam bentuk segar dan kering atau dikeringkan.  Bahan pakan hijauan juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu rerumputan dan jenis daun-daunan.  Pakan jenis jenis rerumputan dapat berupa rumput lapangan (lokal) dan rumput unggul seperti rumput gajah, rumput setaris,  rumput benggala dan lain sebagainya.  Rerumputan umumnya mengandung banyak karbohidrat tinggi, tetapi mengandung sedikit protein.
            Pakan jenis dedaunan dapat berasal dari kacang-kacangan (leguminosa) dan nonleguminosa,  Pakan jenis dedaunan yang yang berasal dari leguminosa umumnya lebih disukai olah sapid an juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan pakan yang berasal dari nonleguminosa maupun dari rerumputan.  Dedaunan yang sering diberikan pada sapi Bali antara lain daun dadap, daun gamal, daun kayu santen, daun  kaliandra, daun belalu/albezia, daun lantoro, daun turi, daun bunut, daun waru, daun nangka dan lain-lainnya.
            Jumlah pakan hijauan segar yang diberikan pada sapi, baik baik berupa rerumputan maupun dedaunan, tergantung dari bobot sapi.  Sapi bali dengan bobot 300 kg biasanya diberikan pakan hijauan dalam bentuk segar sebanyak 30 kg/hari atau 10% daribobot badannya.  Hijauan segar sebaiknya berasal dari berbagai jenis hijauan, sehingga kebutuhan sapi akan zat makanan dapat terpenuhi.   Sebagai contoh sapi Bali dengan berat 250 kg yang diberikan hijauan dengan komposisi 70% rumput gajah dan 30% daun gamal kebutuhan akan protein, kalori dan energi metaboliknya dapat terpenuhi sehingga sapi dapat tumbuh dengan baik.
            Pakan hijauan kering atau dikeringkan dapat berupa jerami dan dedaunan yang dikeringkan.  Jerami ialah hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, dan jagung yang berupa batang, daun dan ranting.  Sedangkan hijauan kering adalah hijauan jenis rerumputan yang sengaja ditanam dan dipanen saat menjelang berbunga dan langsung dikeringkan.

Bahan Pakan Konsentrat (Penguat) Sapi Bali      
            Sebagai ternak perintis,  sapi Bali mampu beradaptasi dengan berbagai jenis pakan kasar yang bergizi rendah, seperti jerami padi dan rumput kering.  Meskipun tidak mencapai maksimal, sapi Bali dapat tumbuh dengan baik jika sapi ini hanya diberi rerumputan dan dedaunan terutama pada musim hujan ketika hijauan tersedia dalam jumlah yang berlimpah.  Keadaan ini secara ekonomis sangat menguntungkan peternak.
            Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik, sapi Bali perlu diberi pakan penguat terutama pada musim kemarau ketika persediaan hijauan berkurang, dan nilai gizi hijauan menjadi sangat rendah.  Dengan pemberian pakan kosentrat, nilai gizi pakan dapat diperbaiki.   Pemberian konsentrat  pada saat persediaan hijauan berlimpah, yaitu pada musim hujan  dapat mempercepat pertumbuhan sapi Bali dengan tambhan bobot badan selama fase penggemukan bias mencapai 600-800 kg/ekor/hari.
            Kosentrat atau pakan penguat merupakan jenis pakan bergizi tinggi dengan kandungan serat kasar yang relative rendah, sehingga lebih mudah dicerna dibandingkan hijauan.  Pada sapi Bali, pakan kosentrat biasanya berupa dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, gaplek (ketela pohon) dan sebagainya.  Harga bahan pakan kesentrat relative lebih mahal dibandingkan harga bahan hijauan.  Pada saat hijauan tersedia dalam jumlah yang berlimpah, pemberian kosentrat perlu dipertimbangkan secara ekonomis, karena pemberian kosentrat yang terlalu tinggi secara ekonimi sering tidak menguntungkan.

Bahan Pakan Tambahan.
            Walaupun telah diberi pakan berupa hijauan dan/atau kosentrat yang telah mengandung zat makanan yang memenuhi kebutuhannya, sapi Bali masih sering menderita kekurangan vitamin, mineral dan bahkan protein,  Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan atau kesehatan sapi Bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan pakan tambahan.
      Vitamin biasanya diberikan dalam  bentuk pakan tambahan/feed supplement berupa minyak ikan yaitu untuk memenuhi kekurangan vitamin A dan Vitamin D.
      Kekurangan mineral, khususnya Ca, P dan NaCl pada pakan ternak , dapat dipenuhi dengan pemberian tepung tulang, tepung kapur (CaCO3) dan garam dapur (NaCl).
            Kekurangan protein sering terjadi bila sapi Bali hanya diberi pakan berupa jerami atau atau rumput kering yang berkadar protein rendah, maka untuk memenuhinya ke dalam pakan perlu ditambahkan urea.  Pemberian urea dapat menguntungkan karena sebagi hewan rumenansia, sapi Bali mampu mengubah sumber nitrogen nonprotein menjadi protein.  Selai itu, bahan pakan berprotein tinggi seperti tepung daging, tepung ikan harganya cukup mahal.
            Akan tetapi, pemberian urea pada sapi Bali perlu kehati-hatian sebab pemberian urea yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan.  Sebagai pedoman kadar urea dalam pakan tidak boleh melebihi 1% dari jumlah pakan atau 20 gram per 100 kg bobot badan sapi Bali.

Penyusunan Ransum Sapi Bali
            Pemberian pakan pada sapi Bali oleh peternak tradisional biasanya hanya memperhatikan jumlah atau volume pakan tanpa banyak memperhatikan kandungan zat makanan  pakan yang diperlukan sapi.  Sapi Bali yang dilepas di padang penggembalaan secara selektif dapat memilih jenis pakan yang secara alamiah dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi.  Akan tetapi, sapi Bali yang dikandangkan komposissi pakan perlu diatur agar memenuhi nilai gizi yang diperlukan.
            Penyusunan ranrum sapi Bali baik untuk penggemukan, pertumbuhan, menyusui dan  bunting harus disesuaikan  dengan kebutuhan ternak itu akan bahan kering (BK), total Digestible  nutrient (TDN), protein kasar (PK), metabolic energy (ME),  calsium (Ca) dan phosphor (P). Contoh komposisi bahan pakan seperti Tabel 2.2.  Sementara itu, kebutuhan ternak akan bahan kering, dan pakan kasar, ME, Ca dan P tergantung dari jenis kelamin ternak, umur ternak, dan tujuan pemeliharaan dan contoh terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2,2, Komposisi Bahan Pakan Ternak
N0.
Nama Bahan
BK
(%)
PK
(%)
TDN
(%)
ME
(Mcal/kg)
Ca
(%)
P
(%)

1
Jerami Kacang Tanah
38,1
15,2
63,3
2,37
1,40
0,20
2
Jerami Kedelai
86,0
16,6
56,0
2,03
1,20
0,31
3
Jerami Padi
40,0
4,3
39,5
1,53
-
-
4
Daun Lantoro
29,1
23,2
63,1
2,70
2,20
0,31
5
Rumput Benggala
40,0
4,9
45,3
1,61
0,25
0,26
6
Rumput Gajah
15,7
11,4
53,1
1,89
0,70
0,40
7
Rumput Panicum maxsimum
40,0
4,9
45,3
4,61
0,25
0,26
8
Dedak Padi
86,0
14,0
87,6
3,32
0,10
0,80
9
Bungkil Kelapa
86,0
21,6
78,0
2,85
0,16
0,72
Sumber : Tellman, A.D dkk Ilmu Pakan Ternak Dasar

Tabel 2.3. Kebutuhan Nutrisi Sapi Bali
Bobot
Sapi
Bali
Tambahan
Bobot
Makan-an BK
Makanan Kasar
PK
(%)
TDN
(%)
ME
Mcak/kg
Ca
(%)
P
(%)
150
Jantan
0,0
0,7
2,8
3,9
100
55
8,7
12,6
55
70
2,0
2,5
0,18
0,46
0,18
0,36
200
Jantan
0,0
0,7
2,8
5,7
100
75
8,7
10,5
55
64
2,0
2,3
0,18
0,23
0,18
0,28
150
Betina
0,0
0,5
2,8
4,1
100
75
8,7
11,0
55
61
2,0
2,2
0,18
0,34
0,18
0,29
200
Betina
0,0
0,5
3,5
6,0
100
75
8,5
10,2
55
64
2,0
2,3
0,18
0,32
0,18
0,27
300-400
Bunting
-
10,5
85
5,9
56
1,9
0,21
0,20
300-400
Menyusui
-
10,8
85
10,9
55
2,0
0,24
0,38

Misalnya, jika di kebun tersedia rumput Benggala dan daun lantoro dan saat itu terdapat sapi bunting dengan berat 300 kg.  Bila sapi itu diberikan pakan yang terdiri atas 70% rumput benggala dan 30% daun lantoro, maka susunan ransom kita adalah :
Sapi Bali bunting memerlukan pakan dalam bentuk BK sebanyak = 10,5 kg
Perhitungan BK :
Rumput benggala  = 70/100 x 10,5 = 7,35 kg
            Daun Lantoro        = 30/100 x 10,5 = 3,15 kg
Perhitungan Berat Basah
Rumput benggala  = 100/40 x 7,35 = 18,375kg
Daun Lantoro        = 100/29 x 3,15 = 10,825 kg

Tabel 2.4. Susunan Ransum sapi Bali Bunting Bertat 300 Kg.
No,
Nama
Bahan
Berat
Bahan (kg)
BK
(kg)
PK
(kg)
TDN
(kg)
ME
(Mcal)
Ca
(kg)
P
(kg)
1
Rumput
Benggala
18,375
7,35
0,36
3,33
11,834
0,0184
0,0191
2
Daun
Lantoro
10,825
3,15
0,73
1,99
8,505
0,0193
0,0098
Total
29,200
10,5
1,09
5,32
20,339
0,0877
0,0289
Yang Diperoleh

10,5
10,40%
50,7%
1,9Mcal/kg
0,83%
0,28%
Standar Gizi

10,5
5,90%
56,0%
1,9Mcal/kg
0,21%
0,30%

Susunan ransom sapi Bali bunting yang beratnya badanya 300 kg dengan komposisi pakan rumput benggala 70% dan daun lantoro 30% telah mendekati standar gizi ternak itu.  Kadar protein : 1,09/10,5 x 100% =  10,40 lebih tinggi dari standar 5,9%, demikian juga Ca yang diperoleh : 0,0877/10.5 x 100% = 0,83% lebih tinggi dari yang dibutuhkan yaitu 0,21%. Kadar TDN yag diperoleh : 5.32/10,5 x 100% = 50,7% lebih rendah dari yang dibutuhkan yaitu 56%, tetapi ME yang diperoleh : 20,339/10,5 = 1,9 Mcal.kg tepat sama dengan yang dibutuhkan yaitu 1,9 Mcal/kg.
Untuk memperbaiki susunan ransom di atas, yang perlu dilakukan adalah menurunkan PK dan Ca, dan meningkatkan TDN dengan pemberian pakan kosentrat.  Dalam hal ini, kadar PK lantoro cukup tinggi yaitu 23,2% (Tabel 2.2), sehingga porsi daun lantoro diturunkan menjadi 15%.  Jika 15% daun lantoro diganti dengan dedak padi dan bungkil kelapa, maka bahan kasar pakan menjadi 85%
TDN yang diperlukan dari dedak padi dan bungkil kelapa = 15/100 x 10,5 = 1,575
Jadi :
BK rumput benggala     = 7,35 kg
            BK daun lantoro            = 3,15 – 1.575 = 1,575 kg
            TDN rumput benggala   = 3,33 kg
            TND daun lantoro          = 53,1/100 x 1,575 = 0,994 kg
            Kekurangan TDN          = (56/100 x 10,5 –(3.33 + 0,994)
                                                   = 5,88 – 4,324 = 1,556 kg
            Persentase kekurangan   = 1,556/1.575 x 100% = 98,79%

           
TDN dedak padi       87,6%

98,79%
 
20,79%
                                     


TDN bungkil kelapa 78,0%

11,19%

Total
31,98%


            BK dedak padi         = 20.79/31.98 x 1.575 = 1,024 kg
            BK bungkil kelapa   = 11,19/31,98 x 1,575 = 0,551 kg
Jadi dibutuhkan :
      Dedak padi               = 100/80 x 1,024 = 1,191 kg
      Bungkil kelapa         = 100/80 x 0,551 = 0,641 kg

Tabel 2.5. Susunan Ransum Sapi Bali Bunting dengan Empat Bahan Baku Pakan
No,
Nama
Bahan
Berat
Bahan (kg)
BK
(kg)
PK
(kg)
TDN
(kg)
ME
(Mcal)
Ca
(kg)
P
(kg)
1
Rumput
Benggala
18,375
7,350
0,36
3,33
11,834
0,0184
0,0191
2
Daun
Lantoro
5,412
1,575
0,365
0,994
4,325
0,00346
0,005
3
Dedak Padi
1,191
1,024
0,143
0,897
3,3997
0,0010
0,008
4
Bungkil Kelapa
0,641
0,551
0,119
0,430
1,570
0,055
0,004
Total
25,619
10,5
0,987
5,651
21,055
0,055
0,0361
Yang Diperoleh

10,5
9,4%
53,8%
2,0Mcal/kg
0,52%
0,34%
Standar Gizi

10,5
5,90%
56,0%
1,9Mcal/kg
0,21%
0,30%

            Berdasarkan pakan baku yang tersedia baik itu berupa hijauan maupun kesentrat dalam memberikan pakan ternak sapi Bali kita harus susun ransom sedemikian rupa, sehingga terpenuhinya standar gizi yang diperlukan oleh ternak tersebut.  Pemilihan pakan ternak disamping berdasarkan harga pakan atau kemudahan mendapatkan pakan tersebut, maka sangat perlu diperhatikan nilai gizi dari pakan tersebut.
            Pemilihan pakan sapi Bali di musim kemarau perlu mendapat perhatian khusus, karena pada saat musim kemarau pakan ternak sapi sering habis persediaannya, sehingga peternak harus membeli bahan pakan ternak dari daerah lain, baik itu brupa hijauan segar maupun jerami.  Sebagai contoh bila tersedia 2 jenis jerami di pasaran yaitu jerami kacang kedelai dan jerami padi, sebaiknya dipilih jerami kacang kedelai, karena jerami kacang kedelai nilai gizinya mendekati 2 kali lipat dibandingkan jerami padi.

Daftar Pustaka

Abidin, Z 2002. Pengembangan sapi potong. Agro Media Pustaka Jakarta

Bandani, Y 2001. Sapi Bali Cetakan III. Penerbit Swadaya Jakarta

Gunawan, D Pamungkas dan L. Affandhy. 1998. Sapi Bali, Potensi, Produktifitas, dan
            Nilai Ekonomi. Kanisius Yogyakarta.

Lana, K. 2001. Makana dan Penampilan Ternak STS Dalam Peningkatan Produktifitas
            Peternakan dan Kelestarian Lingkungan Pertanian Lahan Kering dengan Sistem
            Tiga Strata. Penerbit UPT Penerbit Universitas Udayana Denpasar

Murtidjo, B.A. 1990. Bewternak sapi Potong . Penerbit Kanisius Yogyakarta

Nitis, IM,, K Lana. W Suarna, W Sukanten, S Putra, W Arga, N.K Nuraini, dan
I.B sutrisna. 1998. Petunjuk Praktis Tata Laksana Sistem Tiga Strata.  Edisi 4.
LPM Unud. Denpasar.