Create your own at MyNiceProfile.com

Sabtu, 10 Maret 2012

SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI PERTANIAN/PETERNAKAN SERTA FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

SEJARAH EKONOMI INDONESIA
Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti dalam prakteknya Indonesia sudah bebas dari Belanda dan bisa member perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi. Karena hingga menjelang akhir 1940-an, Indonesia masih menghadapi dua peperangan besar dengan Belanda, yakni pada aksi Polisi I dan II. Setelah akhirnya pemerintahan Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia, selama decade 1950-an hingga pertengahan tahun 1965, Indonesia dilanda gejolak politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah, seperti di Sumatera dan Sulawesi. Akibatnya, selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama decade 1950-an, dan setelah itu turun drastic menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB) masing-masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%.
Selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak tahun 1958, defisit saldo neraca pembayaran (BOP) dan defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan (APBN) terus membesar dari tahun ke tahun.
Selain tu, selama periode Orde Lam, keiatan paroduksi di sector pertanian dan sector industry manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendah karena keterbatasan kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung, baik fisik maupun nonfisik seperti pendanaan dari bank. Akibat rendahnya volume produksi dari sisi suplai dan tingginya permintaan akibat terlalu banyaknya uang beredar di masyarakat mengakibatkan tingginya tingkat inflasi yang sempat mencapai lebih dari 300% menjelang akhir periode Orde Lama.
Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan Jepang, Perang Dunia II, dan perang revolusi, serta gejolak politik di dalam negeri (termasuk sejumlah pemberontakan di daerah), ditambah lagi dengan manajemen ekonomi makro yang sngat jelek selama rezim tersebut. Dapat dimengerti bahwa dalam kondisi politik dan social dalam negeri ini sangat sulit sekali bagi pemerintah untuk mengatur roda perekonomian dengan baik.
Kebijakan ekonomi paling penting yang dilakukan Kabinet Hatta adalah reformasi moneter melalui devaluasi mata uang nasional yang pada saat itu masih gukden dan pemotongan uang sebesar 50% atas semua uang kertas yang beredar pada bulan Maret 1950 yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank yang bernilai nominal lebih dari 2,50 gulden Indonesia. Pada masa Kabinet Natsir (cabinet pertama dalam Negara kesatuan Republik Indonesia), untuk pertama kalinya dirumuskan suatu perencanaan pembangunan ekonomi, yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP). RUP ini digunakan oleh cabinet berikutnya merumuskan rencana pembangunan ekonomi lima tahun (yang pada masa Orde Baru dikenal dengan singkatan Repelita). Pada masa Kabinet Sukiman, kebijakan-kebijakan penting yang diambil adalah antara lain nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI) dan penghapusan system kurs berganda. Pada masa Kabinet Wilopo, langkah-langkah konkret yang diambil untuk memulihkan perekonomian Indonesia saat itu diantaranya untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep anggaran berimbang dalam APBN, memperketat impor, malakukan “rasionalisasi” angkatan bersenjata melalui medernisasi dan pengurang jumlah personil, dan pengiritan pengeluaran pemerintah. Pada masa Kabinet Ami I, hanya dua langkah konkret yang dilakukan dalam bidang ekonomi walaupun kurang berhasil, yakni pembatasan impor dan kebijakan uang ketat. Selama Kabinet Burhanuddin, tindakan-tindakan ekonomi penting yang dilakukan termasuk diantaranya adalah liberalisasi impor, kebijkan uang ketat untuk menekan laju uang beredar, dan penyempurnaan Program Benteng, mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan modal (investasi) asing masuk ke Indonesia, pemberian bantuan khusus kepada pengusaha-pengusaha pribumi, dan pembatalan (secara sepihak) persetujuan Konferensi Meja Bundar sebagai usaha untuk menghilangkan system ekonomi colonial atau menghapuskan dominasi perusahaan-perusahaan Belanda dalam perekonomian Indonesia.
Berbeda dengan cabinet-kabinet sebelumya di atas, pada masa Kabinet Ali I, praktis tidak ada langkah-langkah yang berarti, selain mencanangkan sebuah rencana pembangunan baru dengan nama Rencana Lima Tahun 1956-1960. Kurang aktifnya cabinet ini dalam bidang ekonomi disebabkan oleh keadaa politik di dalam negeri yang mulai goncang akibat bermunculan tekanan-tekanan dari masyarakat daerah-daerah di luar Jawa yang selama itu tidak merasa puas dengan hasil pembangunan di tanah air. Ketidakstabilan politik di dalam negeri semakin membesar pada masa Kabinet Djuanda, sehingga praktis cabinet ini juga tidak bisa berbuat banyak bagi pembangunan ekonomi. Perhatian sepenuhnya dialihkan selain untuk menghadapi ketidakstabilan politik di dalam negeri juga pada upaya pengambilan wilayah Irian Barat dari Belanda. Pada masa Kabinet Djuanda juga dilakukan pengambilan (nasionalisasi) perusahaan-perusahaan Belanda.
Dilihat dari aspek politiknya selama Orde Lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami system politik yang sangat demokratis, yakni pada periode 1950-1959, sebelum diganti dengan periode demokrasi terpimpin. Akan tetapi sejarah Indonesia menunjukkan bahwa system politik demokrasi tersebut ternyata menyebabkan kehancuran politik. Konflik politik tersebut berkepanjangan sehingga tidak memberi sedikit pun kesempatan untuk membentuk suatu cabinet pemerintah yang solid dan dapat bertahan hingga pemilihan umum berikutnya. Pada masa politik demokrasi tu (demokrasi parlemen), tercatat dalam sejarah bahwa rata-rata umur setiap cabinet hanya satu tahun saja. Waktu yang sangat pendek dan disertai dengan banyaknya keributan tenang bagi pemerintah yang berkuasa untuk memikirkan bersama masalah-masalah social dan ekonomi yang ada pada saat itu, apalagi menyusun suatu program pembangunan dan melaksanakannya.
Selama periode 1950-an, struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi. Sector formal / modern seperti pertambangan, distribusi, transportasi, bank, dan pertanian komersil yang memiliki kontribusi lebih besar daripada sector informal / tradisional terhadap output nasional atau PDB didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing kebanyakan berorientasi ekspor. Pada umumnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang masih dikuasai oleh pengusaha asing tersebut relative lebih padat capital dibandingkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang didominasi oleh pengusaha pribumi dan perusahaan-perusahaan asing tersebut beralokasi di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.
Struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas, yang boleh Boeke (1954) disebut dual socities, adalah salah satu karakteristik utama dari LDCs yang merupakan warisan kolonialisasi. Dualisme di dalam suatu ekonomi seperti ini terjadi karena biasanya pada masa penjajahan pemerintah yang berkuasa menerapkan diskriminasi dalam kebijakan-kebijakannya, baik yang bersifat langsung, seperti mengeluarkan peratura-peraturan atau undang-undang, maupun yang tidak langsung. Diskriminasi ini sengaja diterapkan untuk membuat perbedaan dalam kesempatan melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu antara penduduk asli dan orang-orang nonpribumi / nonlocal.
Keadaan ekonomi Indonesia, terutama setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing Belanda, menjadi lebih buruk dibandingkan keadaan ekonomi semasa penjajahan Belanda, ditambah lagi dengan peningkatan inflasi yang sangat tinggi pada decade 1950-an. Pada masa pemerintahan Belanda, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dengan tingkat inflasi yang sangat rendah dan stabil, terutama karena tingkat upah buruh dan komponen-komponen lainnya dari biaya produksi yang juga rendah, tingkat efisiensi yang tinggi di sector pertanian (termasuk perkebunan), dan nilai mata uang yang stabil.
Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda yang dilakukan pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal periode ‘Ekonomi Terpimpin’. System politik dan ekonomi pada masa Orde Lama, khususnya setelah ‘Ekonomi Terpimpin’ dicangangkan, semakin dekat dengan haluan / pemikiran sosialis / komunis. Walaupun ideology Indonesia adalah Pancasila, pengaruh ideology komunis dan Negara bekas Uni Soviet dan Cina sangat kuat. Sebenarnya pemerintah khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang memilih haluan politik berbau komunis, hanya merupakan suatu refleksi dari perasaan antikolonialisasi, antiimprelisasi, dan antikapitalisasi pada saat itu. Di Indonesia pada masa itu, prinsip-prinsip individualism, persaingan bebas, dan perusahaan swasta / pribadi sangat ditentang, karena oleh pemerintah dan masyarakat pada umumnya, prinsip-prinsip tersebut sering dikaitkan dengan pemikiran kapitalisme. Keadaan ini membuat Indonesia semakin sulit mendapat dari Negara-negara Barat, baik dalam bentuk pinjaman maupun penanaman modal asing (PMA), sedangkan untuk membiayai rekonstruksi ekonomi dan pembangunan selanjutnya, Indonesia sangat membutuhkan dana penanaman modal asing di Indonesia berasal dari Belanda, yang sebagian besar untuk kegiatan ekspor hasil-hasil perkebunan dan pertambangan serta untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang terkait.
Selain kondisi politik di dalam negeri yang tidak mendukung, buruknya pereknomian Indonesia pada masa pemrintahan Orde Lama juga disebabkan oleh keterbatasan factor-faktor produksi, seperti orang-orang dengan tingkat kewirausahaan dan kapabilitas manajemen yang tinggi, tenaga kerja dengan pendidikan / keterampilan yang tinggi, dana (khususnya untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh industry), teknologi, dan kemampuan pemerintah sendiri untuk menyusun rencana dan strategi pembangunan yang baik. Menurut pengamatan Higgins (1957), sejak cabinet pertama dibentuk setelah merdeka, pemerintah Indonesia memberikan prioritas pertama terhadap stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi, pembangunan industry, unifikasi dan rekonstruksi. Akan tetapi, akibat keterbatasan akan factor-faktor tersebut diatas dan dipersulit lagi oleh kekacauan politik nasional pada masa itu, akhirnya pembangunan atau bahkan rekonstruksi ekonomi Indonesia setelah perang revolusi tidak pernah terlaksana dengan baik.
Pada akhir September 1965, ketidakstabilan politik di Indonesia mencapai puncaknya dengan terjadinya kudeta yang gagal dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejak peristiwa berdarah tersebut terjadi suatu perubahan politi yang drastic di dalam negeri, yang selanjutnya juga mengubah system ekonomi yang dianutu Indonesia pada masa Orde Lama, yakni dari pemikiran-pemikiran sosialis ke semikapitalis (kalau tidak, dapat dikatakan ke system kapitalis sepenuhnya). Sebenarnya perekonomian Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 menganut suatu system yang dilandasi oleh prinsip-prinsip kebersamaan atau koperasi berdasarkan ideology Pancasila. Akan tetapi, dalam praktek sehari-hari pada masa pemerintahan Orde Baru dan hingga saat ini, pola perekonomian nasional cenderung memihak system kapitalis, seperti di Amerika Serikat (AS) atau Negara-negara industry maju lainnya. Karena pelaksanaannya tidak baik, maka mengakibatkan munculnya kesenjangan ekonomi di tanah air yang terasa semakin besar hingga saat ini, terutama setelah krisis ekonomi.
Pemerintahan Orde Baru
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru. Berbeda dengan pemerintahan Orde Lama, dalam era Orde Baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan social di tanah air. Pemerintahan Orde Baru menjalin kembali hubungan baik dengan pihak Barat dan menjauhi pengaruh ideology komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga dunia lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter International (IMF).
Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa Orde Lama. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) secara bertahap dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh Negara-negara Barat. Menjelang akhir tahun 1960-an, atas kerja sama dengan Bank Dunia, IMF, dan ADB (Bank Pembangunan Asia) dibentuk suatu kelompok konsorsium yang disebut Inter-Government Group on Indonesia (IGGI), yang terdiri atas sejumlah Negara maju, termasuk Jepang dan Belanda, dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi di Indonesia. Dalam waktu yang relative pendek setelah melakukan perubahan system politiknya secara drsatis, dari yang ‘pro’ menjadi ‘anti’ komunis, Indonesia mendapat bisa mendapat bantuan dana dari pihak Barat. Pada saat itu memang Indonesia merupakan satu-satunya Negara yang sangat anti komunis dan sedang berusaha secara serius melakukan pembangunan ekonominya yang kelihatan jelas di mata kelompok Negara Barat.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya cara yang paling tepat dan efektif untuk menganggulangi masalah-masalah ekonomi, seperti kesempatan kerja dan defisit neraca pembayaran.
Beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut.
1. Kemauan politik yang kuat
Pada masa Orde Lama, mungkin karena Indonesia baru saja merdeka, emosi nasionalisme baik dari pemerintah maupun kalangan masyarakat masih sangat tinggi, dan yang ingin ditonjolkan pertama kepada kelompok Negara-negara Barat adalah “kebesaran bangsa” dalam bentuk kekuatan militer dan pembangunan proyek-proyek mercusuar.
2. Stabilitasi politik dan ekonomi
pemerintahan Orde Baru berhasil dengan baik menekan tingkat inflasi dari sekitar 500% pada tahun 1966 menjadi hanya sekitar 5% hingga 10% pada awal decade 1970-an. Pemerintahan Orde Baru juga berhasil menyatukan bangsa dan kelompok-kelompok masyarakat serta menyakinkan mereka bahwa pembangunan ekonomi dan social adalah jalan satu-satunya agar kesejahteraan masyarakat di Indonesia dapat meningkat.
3. Sumber daya manusia yang lebih baik
Dengan SDM yang semakin baik, pemerintahan Orde Baru memiliki kemampuan untuk menyusun program dan strategi pembangunan dengan kebijakna-kebijakn yang terkait serta mampu mengatur ekonomi makro secara baik.
4. System politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat
Pemerintahan Orde Baru menerapkan system politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat. Hal ini sangat membantu, khususnya dalam mendapatkan pinjaman luar negeri, penanaman modal asing, dan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan.
5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik
Selain oil boom, juga kondisi ekonomi da politik dunia pada era Orde Baru, khususnya setelah perang Vietnam berakhir atau lebih baik daripada semasa Orde Lama.
Akan tetapi, hal-hal positif yang diterangkan di atas tidak mengatakan bahwa pemerintahan Orde Baru tanpa cacat. Kebijakan-kebijakan ekonomi selama masa Orde Baru memang telah menghasilkan suatu proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta fundamental ekonomi yang rapuh.
JENIS-JENIS FAKTOR PRODUKSI
1. TENAGA KERJA
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
2. MODAL
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI PERTANIAN/PETERNAKAN SERTA FAKTOR-FAKTOR P

SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI PERTANIAN/PETERNAKAN

REPRODUKSI HEWAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti halnya tumbuhan, hewan yang hidup dimuka bumi ini sangat beraneka ragam jenisnya. Ada hewan-hewan yang struktur tubuhnya sederhana yang tubuhnya sederhana yang disebut hewan tingkat rendah,ada pula yang hewan-hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks yang disebut hewan tingkat tinggi. Masing-masing golongan hewan ini memiliki cara dan alat reproduksi yang berbeda. Ada hewan yang dapat bereproduksi secara vegetativ atau aseksual, ada juga yang bereproduksi secara generative atau seksual, ada juga yang dapat melakukan dengan kedua cara reproduksi tersebut, dan bahkan ada juga dalam siklus hidupnya biasa melakukan reproduksi vegetatif-generatif secara bergantian.
Semua sel makhluk hidup mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.perkembangbiakan itu, dilakukan melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organism bersel banyak. Organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis. Hanya saja, perbanyakan sel pada jaringan organisme tingkat tinggi tidak disebut sebagai perkembangbiakan,melainkan disebut sebagai pembelahan sel.
Perkembangan atau reproduksi merupakan salahsatu ciri makhluk hidup sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya agar terhindar dari kepunahan. Cara reproduksi beserta alat atau organ pendukungnya dari berbagai jenis organisme sangat bervariasi Hal ini berkaitan dengan dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Makhluk hidup yang sederhana, yang tubuhnya terdiri atas satu atau beberapa sel, berkembang biak dengan membelah diri aatau dengan cara kongjugasi. Makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks, baik hewan atau tumbuhan, memiliki bagian tubuh yang berdiferensiasi sebagai alat reproduksi.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Bagaimana Sistem reproduksi pada hewan invertebrata, vertebrata, serta Reproduksi pada Filum Invertebrata !
2. Jelaskan perbedaan reproduksi seksual dan aseksual pada hewan vertebrata !
3. Jelaskan sistem reproduksi pada hewan vertebrata !

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui bagaimana proses reproduksi pada hewan invertebrata, vertebrata dan sub Filum Invertebrata.
2. Mampu mengetahui dengan rinci perbedaan reproduksi aseksual daan seksual pada hewan vertebrata.
3. Mengetahui sistem reproduksi pada hewan vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Reproduksi Pada Hewan Invertebrata
Bisa terjadi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak melibatkan)


1. Reproduksi aseksual/vegetative meliputi :

a. Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.

b. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.

c. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple paada Virus.

d. Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.

e. Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.



2. Reproduksi seksual/generative

a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.

b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

c. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.

d. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.

e. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.


B. Reproduksi Pada Vertebrata
• Jenis hewan vertebrata
1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. termasuk kedalam kelompok ini adalah manusia.

1. PISCES
Pada pisces, ketika masih muda sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan permukaan licin berisi spermatozoa.
Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital.
Saluran reproduksi, pada Elasmobranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut duktus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus deferen akan bermuara di kloaka.
Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmobranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.



Gambar . Pertumbuhan ikan (http://sainsbio.com)


2. AMPHIBI
Sistem genitalia jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan kloaka. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis). Testes adalah gonad yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam kloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.

3. REPTIL
Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Hemipenis merupakan sepasang alat copulatio yang berupa tonjolan di dinding kloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan keluar. Semua reptil selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.

4. AVES
Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial. Alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens. Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.


5. MAMALIA
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
Epidedimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum.
Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis.

• Perkembangbiakan seksual pada vertebrata

Umumnya vertebrata yang hidup di air [akuatik] fertilisasinya terjadi di dalam air atau disebut fertilisasi eksternal. Contoh fertilisasi eksternal misalnya pada ikan dan katak. Sementara vertebrata yang hidup di darat [hewan terestirial] fertilisasinya terjadi di dalam tubuh betina atau disebut fertilisasi internal. Pada fertilisasi internal harus didahului dengan peristiwa kopulasi, yakni pemasukan organ kelamin jantan atau penis kedalam tabung liang reproduksi betina [vagina].
Pada hewan-hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal ada 3 macam cara perkembangan embrio dan kelahirannya, yakni sebagai berikut

1. Ovipar atau bertelur
Setelah terjadi pembuahan, embrio berkembang di dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Berikutnya telur dikeluarkan dari tubuh induk, dierami dan dibiarkan, kemudian menetas menjadi anak hewan yang siap hidup di alam terbuka. Contoh aves [burung] dan sebagian reptile.
2. Vivipar atau beranak
Setelah terjadi pembuahan, embrio yang terbentuk tetap tumbuh dan terpelihara di dalam rahim [uterus] induk betinanya. Embrio tersebut dilindungi oleh berbagai lapisan pelindung dan cairan untuk keamanannya. Makanan disediakan induknya melalui tali pusar. Setelah janin dewasa dan siap dilahirkan, maka akan dikeluarkan dari tubuh betina melalui vaginanya. Contohnya adalah semua mamalia kecuali platypus. Platypus adalah hewan mamalia yang memilki paruh seperti bebek. Hewan ini bertelur dan meletakkan telurnya pada lubang tanah untuk dierami sampai menetas.
3. Ovovivipar atau bertelur dan beranak
Setelah terjadi pembuahan, embrio yang terbentuk berkembang di dalam telur, namun telur tersebut tetap tersimpan [diinkubasi] di dalam tubuh induk betinanya. Ini berarti makanan untuk embrio tidak berasal dari induknya secara langsung tetapi tetap berasal dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Setelah cukup dewasa maka telur tersebut pecah dan lahirlah anak melalui vagina ibunya. Contohnya adalah pada beberapa jenis ikan hiu, kadal, ular boa.
Pada peristiwa terlepasnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses ovulasi yang satu ke ovulasi berikutnya disebtu siklus ovulasi. Waktu yang diperlukan untuk satu siklus ovulasi tidak sama, tergantung pada jenis hewan. Misalnya siklus ovulasi kelinci berlangsung selama 4 hari, sedangakn siklus ovulasi manusia rata-rata berlansung selama 28 hari. Jika telah terjadi pembuahan dan tumbuh menjadi embrio, biasanya tidak terjadi ovulasi lagi. Dengan kata lain, siklus ovulasi terhenti selama masa kehamilan. Hal ini diatur oleh hormon estrogen. Lama embrio tinggal di dalam kandungan induknya juga berbeda pada setiap jenis hewan.















C. Reproduksi Sub Filum Invertebrata

a. Filum Porifera/Hewan Spons
www.iadiasyamsi.blogspot.com

Porifera berkembangbiak dengan dua cara, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan dengan menggunakan tunas luar tetapi beberapa spesies bereproduksi menggunakan tunas dalam yang disebut gemula. Gemula dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrim sehingga walaupun spons induk mati, gemula tetap dapat hidup.
www.iadiasyamsi.blogspot.com
Reproduksi seksual terjadi pada mesohil. Sperma yang dilepaskan ke air diserap melalui pori-pori seperti penyerapan makanan. Sperma tersebut kemudian ditangkap oleh koanosit/sel leher dan membawanya menuju sel telur untuk melakukan pembuahan. Sebagian spons bersifat monocious [meiliki organ reproduksi jantan dan betina dalam satu individu] dan lainyya bersifat dioecious [organ reproduksi jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda].
Spons terbagi menjadi 3 berdasarkan bentuk tubuhnya yaitu asconoid,syconoid, leuconoid.asconoid merupakan kelompok spons yang paling sederhana. Kelompok ini seperti tabung sederhana yang berlubang-lubang kecil. Bagian dalam tabung yang terbuka disebut spongosol dan terdapat sel-sel leher atau koanosit,selain itu terdapat lubang besar yang untuk mengeluarkan air dari tubuh spons dan biasa disebut oskulum.
b. Filum Coelenterata/ Hewan Kantung
Reproduksi pada coelenterata terdiri dari dua cara, yaitu aseksual [polip] dan seksual [medusa]. Perkembangbiakan polip dilakukan dengan tunas aseksual, sedangkan medusa dapat menghasilkan sperma dan sel telur. Individu coelenterata dapat bersifat monoecious atau dioecious. Hasil reproduksi seksual ialah larva planula yang memiliki silia [rambut getar] dan dapat bebas berenang.

c. Filum platyhelminthes/ Cacing Pipih.

sumber www.anselm.edu
Anggota filum ini umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. Umumnya cacing ini monoecious , tetapi telah mengembangkan diri sehingga tidak melakukan pembuahan sendiri. Perkembangan cacing ini ada dua macam, langsung [telur menetas menjadi cacing kecil tetapi menyerupai cacing dewasa] dan tidak langsung [melalui bentuk larva yang bersilia].
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
d. Nemathelminthes/nematoda/ Cacing Gilig Filum

sumber www.anselm.edu

Sebagian besar nematoda tergolong dioecious. Pembuahan terjadi ketika hewan memasukkan sperma ke dalamnya. Spine ialah benda keras dan kaku yang khusus untuk mengadakan pembuahan. Sperma nematoda unik karena tidak memiliki flagella dan bergerak menggunakan pseudopodia [sitoplasma sementara yang berfungsi sebagai alat gerak], seperti Amoeba. Perkembangan dari telur yang dibuahi biasanya terjadi secara langsung.
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
e. Filum annelida/Hewan Bersegmen-segmen.

sumber www.anselm.edu
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Annelida bersifat monoecious atau dioecious. Sebagian anggota annelida ada yang memiliki fase larva, tetapi ada juga yang tidak. Apabila memiliki larva,biasanya larva bertipe trokofor. Selain itu,sebagian besar anggota annelida juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi maupun secara seksual yang kadang hermafrodit [cacing tanah].




f. Filum Arthropoda/Hewan Berbuku-buku.

sumber www.anselm.edu
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Umumnya atrhropoda tergolong dioecious dan memiliki pasangan organ perkembangbiakan, seperti ovary dan testis. Pembuahan internal, tetapi tidak pada semua anggota filum arthropoda. Arthropoda umumnya bertelur dan perkembangannya dilakukan melalui metamorphosis.


g. Mollusca/Hewan Lunak

sumber www.anselm.edu
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Sebagian besar moluska memiliki jenis kelamin yang berbeda[dioecious] dengan gonad [ovarium dan testis] yang terletak di dalam massa viseral, tetapi beberapa keong dan bekicot bersifat hermafrodit. Siklus hidup beberapa moluska laut juga meliputi tahapan larva bersilia yang disebut trokofor.
h. Echinodermata/Hewan Berkulit Duri

sumber www.anselm.edu
Reproduksi seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah [dioecious] dan pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari larva bilateral melalui proses metamorfosis.
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana.Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Semua sel makhluk hidup mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.perkembangbiakan itu, dilakukan melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organisme bersel banyak. Organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis. Hanya saja, perbanyakan sel pada jaringan organisme tingkat tinggi tidak disebut sebagai perkembangbiakan,melainkan disebut sebagai pembelahan sel.




DAFTAR PUSTAKA

http://intanriani.wordpress.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://sukabio.wordpress.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://forumsains.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://wikipedia.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011

BIOTEKNOLOGI INDUSTRI FERMENTASI MAKANAN

BIOTEKNOLOGI INDUSTRI
FERMENTASI MAKANAN

NAMA : ARRA MUSYARRAFAH

NIM : I 111 11 003

JURUSAN : PRODUKSI TERNAK

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Definisi seperti ini merupakan definisi bioteknologi klasik (konvensional).Bioteknologi modern memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagian yang telah direkayasa secara in vitro dalam menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri.Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya,misal bakteri dan kapang. Selain itu,bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan dan sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen bernagai proses industri.Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi selatau biomassa dan perubahan (transformasi) kimia yang diinginkan. Transformasi kimia tersebut kemudian dapat dibagi menjadi dua subbagian, yaitu:
a. Pembentukan suatu produk akhir yang diinginkan,contoh: enzim, antibiotik, asam organik, dan steroid.
b. Penguraian suatu bahan baku yang diberikan, contohnya:buangan air limbah, destruksi, buangan industri, atautumpahan minyak.Bioteknologi mencakup proses fermentasi (mulai dari bir,anggur, roti, keju, vaksin, dan antibiotik),pengelolaan air, dan sampah.Pemanfaatan bioteknologi berkembangmulai dari biomedis hingga daur ulanglogam dari batuan mineral berkualitasrendah. Bioteknologi modern telah melibatkan jasad hidup. Khususnya mikroba yang telah di rekayasa mengalami perubahan genetik secara in vitro dan hibridsomatik untuk meningkatkan aktivitasnya.Dalam bioteknologi modern, hampir semua proses teknologimemungkinkan pertumbuhan mikroba yang terlibat dalam proses dapat mencapai optimum dan produk semaksimal mungkin.





B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan fermentasi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan fermentasi?
3. Apa saja jenis-jenis fermentasi?
4. Bagaimana reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi?
5. Apa saja yang membedakan antara fermentasi dengan pembusukan ?
6. Bakteri apa saja yang berperan dalam aneka produk fermentasi makanan?


C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
• Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
• Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang bioteknologi industri fermentasi makanan.

D. METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang diketahui, kami menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk karya tulis ini.


E. RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai bioteknologi industri fermentasi makanan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B. SEJARAH
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernafasan) tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Fermentasi ada tiga, yaitu :
1. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
2. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat
Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
3. Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
C. REAKSI
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
D. SUMBER ENERGI DALAM KONDISI ANAEROBIK
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
E. FERMENTASI MAKANAN
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, tahu, roti dll.
Perbedaan Fermentasi dengan Pembusukan Fermentasi hampir sama dengan pembusukan, yaitu reaksi kimia karena pengaruh mikroorganisme. Pembusukan merupakan perubahan kimia yang merugikan karena materi menjadi rusak dan terbuang, sedangkan fermentasi merupakan perubahan kimia yang menguntungkan. Fermentasi termasuk perubahan kimia karena makanan yang difermentasi akan lebih lunak, lebih harum, dan rasanya berbeda. Misalnya, pada pembuatan tape ketan dan tape singkong. Tape ketan terbuat dan beras ketan, sedangkan tape singkong terbuat dan singkong. Dengan cara fermentasi, beras ketan dan singkong berubah menjadi tape. Tape mempunyai sifat yang berbeda dengan bahan pembuatnya. Selain itu, tape tidak dapat dikembalikan menjadi beras ketan atau singkong. Contoh lain perubahan kimia karena fermentasi adalah pembuatan tauco dan kedelai, pembuatan kecap dan kedelai, dan pembuatan vetsin/MSG dan tetes tebu.
F. PERBEDAAN FERMENTASI DAN PEMBUSUKAN:
Fermentasi:
1. Menggunakan mikrobia tertentu.
2. Bahan yang diuraikan karbohidrat.
3. Tidak menimbulkan bau busuk (menghasilkan CO2).
4. Dalam kondisi terkontrol.
Pembusukan:
1. Semua mikrobia.
2. Bahan yang diuraikan protein.
3. Menimbulkan bau busuk (menghasilkan gas hidrogen sulfida, belerang, racun).
4. Tidak terkontrol.
Enzim adalah substansi yang reaktif yang mengendalikan reaksi kimia fermentasi makanan.
Syarat yang digunakan untuk mikrobia:
- Mampu tumbuh dengan cepat dalam substrat dan lingkungan yang kosong.
- Mudah membudidayakan jumlah besar.
- Mikrobia memerlukan kondisi lingkungan yang sederhana.
- Mampu menghasilkan enzim yang diinginkan
Plasmolisis adalah keluarnya cairan dari sel yang menyebabkan sel itu kering dan mati
Contoh bakteri yang menguntungkan:
- Steptococcus lactis (pada mentega dan keju)
- Lactobacillus bulgaricus (pada keju)
- Rhizopus (pada tempe)
- Sacharomyces sereviceae (pada kecap dan tempe)
- Acetobacter xyllium (pada nata de cocco)

Contoh bakteri merugikan (mikrobia kontaminan biasanya menghasilkan toxin):
- Pseudomonas cocovenans (pada tempe bongkrek)
- Aspergillus flavus (pada kacang tanah)
- Pinicillium citrinum (pada roti & biji-bijian)
- Candida (pada asinan)
- Clostridium botulinum (pada produk makanan kaleng)

G. TUJUAN FERMENTASI SECARA KHUSUS:
-mengendalikan pertumbuhan mikrobia.
-mempertahankan gizi yang dikehendaki.
-menciptakan kondisi kurang memadai untuk mikrobia kontaminan.

H. BAKTERI YANG BERPERAN
1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2. Mentega susu Streptococcus lactis
3. Terasi ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae
• Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan.
• Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
• Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) dimana Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi yang sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase.
B. Saran
Perkembangan bioteknologi perlu ditingkatkan lebij lanjut guna mendapatkan aneka produk yang lebih variatif. Terkhusus di bidang industri yakni fermentasi makanan agar manusia lebih mempunyai banyak alternatif dalam mengolah aneka makanan guna mempertahankan gisi pada bahan makanan.










DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R. M. 1995. Principle of Microbiology. St Louis : Mosby
Holt, Jc, Bargey DH. 1994. Bargey’s Manual of Determinative Bacteriology (Edisi ke-9th ed.). Baltimore : Williams and Wilkins.
http :// wimvynurbahri.blogspot.com diakses pada hari Jumat 9 Desember 2011 pukul 06.00 WITA
http :// id. Wikipedia . org / wiki / kategori : Makanan – Hasil – Fermentasi diakses pada hari Jumat 9 Desember 2011 pukul 06.00 WITA
W. Desrosier, Norman. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : UI – Press

Domba dan Kambing Lokal Indonesia


TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR ILMU TERNAK
“DOMBA DAN KAMBING LOKAL INDONESIA”

NAMA : ARRA MUSYARRAFAH
NIM : I 111 11 003
FAKULTAS : PETERNAKAN
JURUSAN : PRODUKSI TERNAK











UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011




DOMBA LOKAL INDONESIA
A. Jenis – jenis
1. Domba Ekor Tipis;
2. Domba Ekor Gemuk;
3. Domba Priangan (Garut);
4. Domba Merino;
5. Domba Suffolk dan
6. Domba Dorset.
B. Sejarah
1. Domba Ekor Tipis
Javanese thin tailed adalah domba yang bayak ditemukan di seluruh Indonesia, karena sebagian besar domba yang hidup di Indonesia mempunyai ekor yang kurus atau tipis. Domba ini lebih dikenal dengan sebutan domba Gembel, dalam inggris disebut Javanesse ThinTaile sheep. Pada awalnya domba ini berkembang di daerah jawa barat namun sudah berkembang di daerah di seluruh pulau jawa dan indoneesia pada umumnya.
2. Domba Ekor Gemuk;
Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.. namun disamping itu, diperkirakan pada abad ke-18 dibawaoleh pedagang persia yang membeli rempah-rempah di Indonesia. (Bradford dan Inounu 1996). Sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Belanda telah mengimpor domba kirman yaitu domba ekor gemuk dari persia sehingga diyakini DEG merupakan keturunan domba yang tidak terdefenisikan aslinya dari mana.(Hardjosubroto, 1994)

3. Domba Priangan (Garut);
Domba Garut dipelihara secara khusus artinya dengan perlakuan dalam pemeliharaannya secara khusus terutama dalam membentuk tanduk agar memiliki temperamen yang indah dan kelihatan gagah, sehingga tercipta motto tentang domba garut yaitu “Tandang di Lapang, Gandang di Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang”.
Domba Garut yang juga terkenal
dengan sebutan domba adu
adalah hasil persilangan dari
domba Merino dengan domba
lokal Indonesia dari daerah Jawa
Barat. Hasilnya sangat
memuaskan, dimana ukuran
tubuh domba persilangan
tersebut jauh labih besar
daripada domba lokal. Selain
harganya yang lebih tinggi,
domba tersebut mempunyai
kemampuan bertarung yang
baik. Kompetisi adu domba
adalah warisan tradisional dari
daerah Jawa Barat. Kemudian
masyarakat Jawa Barat mencoba
untuk melestarikan budaya adu
domba tersebut.






Abimanyu, digambar oleh Miralti Firmansyah. Hak penuh
milik ASR RAMS sejak 1999.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa adu domba adalah kejam, tetapi sebetulnya
kita sudah berusaha membuat peraturan yang menjauhkan kita dari yang disebut
penyiksaan binatang. Hal ini sangat berbeda dari jaman dahulu, dimana adu domba
tersebut harus dilakukan sampai salah satu domba ada yang kalah. Sebagai contoh dari
pembaruan peraturan tersebut dalam adu domba, kita hanya memperbolehkan maksimal
sebanyak 25 pukulan (bagi kelas A). Domba kelas A adalah domba dengan berat badan
lebih dari 80 Kg (Kilograms), atau kira-kira 175 Lbs (Pounds).
Domba Garut sangat populer di Jawa Barat, oleh sebab itu maka hampir seluruh
penggemar / petani domba memilih untuk beternak domba Garut

C. Ciri –ciri khas domba Indonesia :
1. Domba Ekor Kurus;
• Tubuh kecil,
• Ekor kecil dan tipis,
• Betina tidak bertanduk dan jantan bertanduk kecil dan melingkar.
• Jantan: 30-40kg
• Betina: 15-20kg

2. Domba Ekor Gemuk;
• Bentuk ekor panjang, lebar, tebal, besar dan semakin ke ujung semakin kecil,
• Jantan dan betina tidak bertanduk.
• Warna bulu putih dan ada beberapa berwarna hitam atau kecoklatan
• Jantan: 50-70kg
• Betina: 25-40kg


3. Domba Priangan (Garut);
• Tubuh besar,
• Daun telinga kecil dan kokoh,
• Bulu cukup banyak,
• Betina tidak bertanduk dan jantan bertanduk besar, kokoh, kuat dan melingkar.
• Jantan: 60-80kg
• Betina: 30-40kg

4. Domba Merino;
• Panjang bulu mencapai 10 cm,
• Betina tidak bertanduk dan jantan bertanduk besar, kokoh dan kuat.
• Jantan: 64-79
• Betina: 45-57

5. Domba Suffolk dan
• Persentase daging 55-65 % dari bobot badan
• Jantan:135-200
• Betina:100-150

6. Domba Dorset
• Jantan dan betina mempunyai tanduk yang melingkar
• Jantan:100-125
• Betina:70-90

D. Penyebaran domba Indonesia
1. Domba Ekor Kurus;
Awalnya hanya berkembang di daerah Jawa Tengah, kemudian berkembang di Jawa Barat dan seluruh wilayah Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

2. Domba Ekor Gemuk;
Sebelum terjadi pemisahan daratan antara kepulauan indonesia dan jazirah melayu, maka domba yang ada di kawasan tersebut boleh jadi menyebar di kawasan asia tenggara(sekaran tibet, Mongolia)kemudian ke daerah kamboja, thailand, malaysia dan kawasan barat indonesia, seperti sumatera, hal ini terbukti dengan adanya diomba yang ditemukan di kawasan tersebut adalah jenis ekor tipis denga penutup tubuh berupa rambut


3. Domba Priangan (Garut);
Domba Garut sesuai namanya berasal dari Kabupaten Garut tepatnya di daerah Limbangan, kemudian berkembang dan kini menyebar ke seluruh pelosok Jawa Barat khususnya dan seluruh Indonesia umumnya. Bentuk umum Domba Garut, tubuhnya relatif besar dan berbentuk persegi panjang, bulunya panjang dan kasar, tanduk domba jantan besar dan kuat serta kekar (ini merupakan modal utama dalam
seni ketangkasan domba).






E. Populasi domba Indonesia
1 Domba Ekor Kurus;
Populasi di Indonesia domba ekor gemuk yaitu terdapat di daerah jawa timur, madura, sulawesi dan lombok. Domba ini beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah beriklim kering

2 Domba Ekor Gemuk;
Daerah

3 Domba Priangan (Garut);
Wilayah jawa barat: garur, majalengka, kuningan, cianjur, sukabumi, tasikmalaya, bandung, indramayu, sumedang, purwakarta

KAMBING LOKAL INDONESIA
A. Jenis – jenis
1. Kambing Kacang
2. Kambing Etawa (Jamnapari)
3. Kambing Saanen Dan
4. Kambing Jawarandu.

B. Sejarah
1. Kambing Kacang
Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing kacang jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.

2. Kambing Etawa (Jamnapari)
Kambing Etawa didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari.

3. Kambing Saanen
Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss.

4. Kambing Jawarandu.
Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang.
Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Merupakan hasil silangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang, sifat fisik kacang lebih dominan. Baik jantan atupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu. Untuk menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan guna diambil susu nya


C. Ciri – ciri
1. Kambing Kacang
• Badan kecil,
• Telinga tegak,
• Berbulu lurus dan pendek,
• Jantan dan betina mempunyai dua tanduk yang pendek
• Tinggi badan:
 Jantan: 60-65cm
 Betina: 56cm
• Bobot badan :
 Jantan: 25kg
 Betina: 20kg

2. Kambing Etawa (Jamnapari)
• Badan besar,
• Telinga panjang dan terkulai ke bawah,
• Dahi dan hidungnya cembung,
• Jantan dan betina bertanduk pendek

• Tinggi badan :
 Jantan: 90-127cm
 Betina: 92cm
• Bobot badan :
 Jantan: 91kg
 Betina: 63kg
3. Kambing Saanen
• Jantan dan betina tidak memiliki tanduk,
• Warna bulu putih atau krem pucat,
• Hidung, telinga dan ambingnya berwarna belang hitam,
• Dahi lebar, telinga berukuran sedang dan tegak

4. Kambing Jawarandu.
• Separuh mirip kambing kacang dan separuh mirip kambing etawa
• Bobot badan :
 Jantan: 40kg
 Betina: 35kg

D. Penyebaraan
1. Kambing Kacang


2. Kambing Etawa (Jamnapari)

Terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem dan hampir menyebar di seluruh indonesia.

3. Kambing Saanen
4. Kambing Jawarandu.

E. Populasi
1. Kambing Kacang
2. Kambing Etawa (Jamnapari)
3. Kambing Saanen Dan
4. Kambing Jawarandu.


ISTILAH
• SCAVENGE : ADALAH BINATANG YANG MEMAKAN BANGKKAI



Daftar pustaka

www.dombagarut.blogspot.com/
http://andiwawan-tonra.blogspot.com/2010/02/7-kambing-asli-asal-indonesia.html

Published Tuesday, December 29, 2009 By erlangga. Under Jenis kambing di Indonesia
www.kambingetawa.org/ciri+ciri/

www.kambingetawa.org/sejarah
www.kambingetawa.org/domba
www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/khas_pk_domba
www.antaranews.com/.../populasi-ternak-kambing-lampung-bara-...
www.infoternak.com/tag/kambing-indonesia

mahlufiokey.blogspot.com/2007/12/kambing-kacang.html
lolitkambing.litbang.deptan.go.id/ind/.../pdf/juknisplasmanutfah.pdf
www.peternakan.kaltimprov.go.id/disnak.php?module...id=27

ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU PETERNAKAN


PENGANTAR ILMU PETERNAKAN
(PIP)

Nama : Arra Musyarrafah
NIM : I 111 11 003
Kelas : Ganjil




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011



Hay : merupakan pakan ternak yang dibuat dengan cara mengeringkan hijauan untuk mempertahankan kualitasnya selama dalam penyimpanan, agar pakan tetap tersedia setiap saat bahkan pada musim kemarau.
(Purnawan yulianto, Cahyo saparinto. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta).


Lemak susu :
merupakan komponen susu yang paling beragam. Sebagian besar lemak susu terdiri atas trigleserida. Bahan utama pembuat susu adalah gloukosa, asam asetat, asam betahidroksibutirat,tigliserida,dan kilomikra serta lipo protein darah.
(Ir. Tridjiko wisnu murti & Ir. Gatot Ciptadi,1987. Kerbau Perah dan Kerbau Kerja. PT. Medi Yatama Saran Perkasa. Jakarta).


Butter milk : adalah sisa cairan setelah penggumpalan lemak pada proses pembuatan mentega. Produk ini merupakan produk samping industri mentega,tetapi dapat di buat minuman dengan berbagai rasa atau rasa alami.
(Ratmawati Malaka, 2007. ilmu dan Teknologi pengolahan Susu. Abdi Agung. Makassar).


Tungau ayam : merupakan parasit eksternal yang sering ditemukan pada peternakan skala kecil sehubungan dengan tingkat manajemen dan pengamanan biologik.
(Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc. Ph. D. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisus. Yogyakarta)


Mikotoksin : adalah metabolik sekunder dari fungi dan biasanya ditemukan sebagai kontaminan produk pertanian dalam jumlah kecil, dengan konsentrasi yang bervarvariasi dari nano gram sampai mikro gram per gram bahan.
(Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc. Ph. D. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisus. Yogyakarta)
Sistem ren : yaitu kandang ayam hutan yang mempunyai halaman untuk bermain-main,berlari dengan bebas tanpa halangan, perlu di ingat semua sisinya termasuk pada bagian atas dari kandang ren itu harus rapat. Didalam kandang dapat diberi batu-batuan, tanaman hias dalam pot, rumput dsb. Sehingga suasana kandang nampak seperti hutan sehingga ayam akan senang dengan tempat yang demikian.
(Heru Mufarid, 1993. Beternak Ayam Hutan. Penebear Swadaya. Jakarta).

Sistem postal : yaitu kandang yang tidak mempunyai halaman tempat untuk bermain-main, ayam hutan berada di dalamnya sepanjang hari dengan beralaskan litter (postal).
(Heru Mufarid, 1993. Beternak Ayam Hutan. Penebear Swadaya. Jakarta).

Air susu (milk) : adalah sekresi kelenjar susu pada mamalia yang merupakan cairan kompleks yang mengandung komponen sat nutrisi untuk makanan hewan muda.
(Ratmawati Malaka, 2007. ilmu dan Teknologi pengolahan Susu. Abdi Agung. Makassar).

Sapi bali : merupakan sapi keturunan bos sondaicus yang berhasil di jinakkan, dan mengalami perkembangan pesat di pulau bali. Sapi bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng, kecuali ukuran relatif lebih kecil karena pengaruh penjinakan.
(Bambang Agus Murtidjo, 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta).


Vertilisasi : ialah jalan keluar masuk udara di dalam kandang. Vertilisasi berguna untuk megeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar.
(Girisonta, 1974. Pengolahan Daging. Deresan. Yogyakarta).


Martabat pati : adalah angka yang menunjukkan jumlah pati murini yang sama dengan seratus kilo gram bahan makanan untuk membentuk lemak yang sama banyaknya didalam tubuh. Misalnya apabila dikatakan nilai MP suatu bahan makanan 75 kg, berarti 100 kg bahan makanan tersebut mempunyai daya cerna yang sama dengan 75 kg pati murni untuk membentuk lemak badan.
(Girisonta, 1974. Pengolahan Daging. Deresan. Yogyakarta).


Mastitis : Atau sering disebut radang ambing adalah reaksi peradangan pada kelenjar susu yang menyerang satu atau lebih perempatan ambing bahkan seluruh ambing yang disebabkan oleh kuman, luka termis ataupun luka mekanis.
(Ellyza Nurdin, 2011. Manajemen Sapi Perah. Graha Ilmu. Yogyakarta).


Timpani : Adalah keadaan rumen yang penuh berisi gas dan sapi tidak dapat mengeluarkannya. Penyebabnya adalah pemberian hijauan leguminosa segar yang berlebihan, pemberian konsentrat yang terlalu banyak.
(Ellyza Nurdin, 2011. Manajemen Sapi Perah. Graha Ilmu. Yogyakarta).


Konsentrat : Bahan makanan yang digunakan bersama dengan bahan makanan lainnya untuk meningkatkan kesesuaian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampurkan sebagai suplemen atau pelengkap.
(Achmad Firman, 2010. Agribisnis Sapi Perah. Widya Padjadjaran. Padjadjaran).

Inseminasi buatan : Merupakan teknologi dibidang pembibitan yang tertua karena telah dikembangkan sejak abad 18 oleh Lazzaro Spollanzani yang berhasil melakukan inseminasi pada amphibi.
(Achmad Firman, 2010. Agribisnis Sapi Perah. Widya Padjadjaran. Padjadjaran).


Silase : Cara pendayagunaan pakan ternak yang dikenal cukup luas. Prinsipnya adalah hijauan segar ditumpuk dalam suatu tempat dan diawasi kualitasnya sehingga tercegah menjadi kompos.
(Ir. Tridjiko wisnu murti & Ir. Gatot Ciptadi,1987. Kerbau Perah dan Kerbau Kerja. PT. Medi Yatama Saran Perkasa. Jakarta).


Avian Tuberculosis : Atau sering disebut Avian TB disebabkan oleh Mycrobacterium avium organisme ini memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap panas, dingin, kelebihan air, kekeringn, pH berubah ubah dan disinfektan Mycrobacterium avium bisa hidup berupa bulan di dalam tanah. Penularaannya lambat, tetapi bersifat kronis. Organisme ini biasa menginfeksi ayam dewasa atau ayam yang sedang berproduksi.
(Ir. Roni Fadilah, SE dan drh. Agustin Polana, 2004. Aneka Penyakit Ayam dan Cara Mengatasinya. Agromedia Pustaka. Tanggerang)


Bluecomb : Merupakan sindrom dengan karakteristik terjadi entoritis, necrotizing, hepatic, pancreatic, dan lesion renal. Sindrom ini telah lama diagnosis pada ayam tetapi sekarang jarang dilaporkan. Penyakit ini menyerang pada awal ayam berproduksi (bertelur) dan yang berumur 20-24 minggu.
(Ir. Roni Fadilah, SE dan drh. Agustin Polana, 2004. Aneka Penyakit Ayam dan Cara Mengatasinya. Agromedia Pustaka. Tanggerang)
Kastrasi : Atau sering disebut pengebirian pada sapi jantan di masa lalu disebut sebagai salah satu usaha penggemukan dengan dikebiri sapi akan mengganti kompensasi berahinya dengan pertambahan berat badan
(Bambang Agus Murtidjo, 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta).


Conditioning / ageing : Penyimpanan daging yang tidak diproses di atas titik beku tanpa terjadinya pembusukan oleh bakteri.
(Lawrie, RA. 2003 Ilmu Daging. Universitas Hasanuddin Press. Jakarta)

Contoh Laporan PKL Dasar Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai ilmu manajemen yang bersifat universal dan sistematis, yaitu mencakupi kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsepsi serta mengacu pada landasan teoritis yang dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen umum, tahap perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan tahap pengawasan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa sangat perlu ilmu pengetahuan manajemen selama kuliah hingga masa depan agar dapat menjadi sukses dalam membuat suatu usaha/organisasi.

Dalam suatu usaha atau perusahaan memiliki fungsi-fungsi manajemen yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu usaha atau organisasi. Fungsi-fungsi manajemen yang digunakan diantaranya fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoorganisasian, pengarahan dan pengawasan berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakanlah praktek lapang dasar-dasar manajemen.

B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek lapang Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut:

• Melihat bentuk dan bidang usaha perusahaan/organisasi.
• Melihat bentuk struktur organisasi perusahaan.
• Melihat personalia dan tingkat level manajemen perusahaan.
• Melihat dan mengamati deskripsi tugas/pembagian tugas perusahaan.
• Mengamati secara langsung kegiatan manajemen perusahaan/organisasi dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen.

C. Waktu dan Tempat
Praktek lapang Dasar-dasar manajemen dilaksanakan hari selasa, 22 november 2011 pukul 15 WITA di warung coto Jasa Pertanian (JASPER) kampus UNHAS, Makassar.

D. Kegiatan yang dilakukan
Adapun serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek lapang Dasar-dasar manajemen ini yaitu:

• Interview
• Melihat personalia dan tingkat level manajemen perusahaan
• Mengamati deskripsi tugas
• Mengamati secara langsung kegiatan manajemen perusahaan atau organisasi dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen.








BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran umum perusahaan
Warung Coto JASPER kampus UNHAS ini bergerak di bidang pangan denagan bahan baku daging sapi dan aneka rempah lainnya. Khusus untuk bahan baku diambil langsung dari produk lokal. Usaha ini dikelolah secara organisasi lini dimana jumlah pekerja yang ada hanya sedikit. Secara keseluruhan karyawan yang ada sebanyak enam orang ditambah satu manager.

B. Letak dan luas bangunan
Warung coto Jasa Pertanian Universitas Hasanuddin ini terletak di fakultas pertanian dan luas bangunannya sekitar 18 m2.

C. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi pada warung coto jasa pertanian kampus UNHAS dapat dilihat pada gambar I berikut:





Gambar 1: Struktur Organisasi Warung Coto Jasa Pertanian kampus UNHAS
Berdasarkan gambar I di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan ini adalah organisasi bentuk lini dimana dalam organisasinya terjadi pengawasan atau hubungan langsung yang dilakukan langsung oleh manajer atau digantikan oleh asisten apabila ada keprluan lain.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sandang (2005) yang menyatakan bahwa tipe organisasi lini dimana dalam organisasinya merupakan struktur tua namun masih digunakan sampai sekarang dengan ciri-ciri antara lain, organisasinya berukuran kecil, jumlah karyawan yang diperlukan sedikit, pemilik biasanya menjadi manejer tertinggi dan tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu rumit. Struktur organisasi adalah bagaiman pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.

D. Personalia dan tingkat Manajemen (Manajer)
Personalia tingkat manajemen warung coto jasper kampus UNHAS yaitu sebagai berikut:
• Manajemen lini puncak, yaitu Regional Head.
• Manajemen lini tengah, yaitu Marketing, Accounting, Finance produksi, Feed tech, HRD dan Purchase
• Manajemen lini bawah yaitu Supervisor







E. Deskripsi Tugas
Adapun deskripsi tugas dari struktur organisasi pada perusahaan (usaha coto) di Jasper yaitu:
• Manajer : Bertugas memberhentikan karyawan yang melanggar aturan, mengawasi karyawan dan memberikan arahan dan perintah kepada bawahan.
• Crew : Crew dari usaha ini terdiri dari:
1. Juru masak : Bertugas di dapur untuk memasak serta mengatur makasan agar selalu tersedia.
2. Kasir/bendahara : Bertindak melayani Pelanggan dibagian pembayaran, mengelola keuangan, menyediakan pecahan uang kecil serta membuat rekapan terkait pengeluaran perusahaan tersebut.
3. Pelayan : Bertugas melayani pelanggan terkait pemesanan dan mengantar pesanan ke meja pelanggan.
Karena perusahaan/organisasi ini termasuk dalam skala yang tidak besar maka jumlah karyawan karyawan yang dibutuhkan tidak banyak.
F. Penerapan fungsi-fungsi manajemen perusahaan
Terkait dari pembahasan sebelumnya penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam warung coto jasper UNHAS memakai fungsi manajemen perencanaan dan pengawasan. Karena setiap hari perusahaan harus membuat perencanaan sebelum memulai usaha, menentukan standar dan target penjualan dan tidak lupa prosedur pembuatan produk terjaga kualitas dan kuantitasnya.



Adapun fungsi-fungsi manajemen secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
• Perencanaan
Hal ini merupakan tahap awal yang dilalui berdasarkan tujuan yang ada sehingga timbul perencanaan usaha yang dilakukan melalui pemilihan lokasi usaha dan modal yang tersedia.
• Pengorganisasian
Proses ini merupakan strategi yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh
• Pengarahan
Pemilik usaha mempekerjakan karyawan berdasarkan adanya pengarahan standar dari pusat yang terbentuk yaitu standar yang dimiliki harus mampu mengarahkan diri sendiri terlebih dahulu sebab secara teori semua yang berhubungan jiwa kepemimpinan harus dilalui dengan sikap dan sifat pada umumnya. Mampu mengarahka para pegawainya melalui pemahaman dan penerapan.
• Pengkordinasian
Pengkordinasian usaha ini hanya terbagi tiga sub bagian yang penting adalah yang berperan sebagai owner, bendahara berjumlah masing-masing satu sedangkan juru masak dua orang dan pramu saji dua orang
• Pengawasan
Setiap usaha akan menghindari terjadinya kerugian sehingga perlu menajemen usaha, diperlukan pengawasan yang optimal dan efektif biasanya setiap selesai penjualan para karyawan menghitung stok barang (daging
G. Sarana dan prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang digunakan dalam warung coto jasa pertanian (JASPER) yakni sebagai berikut:
• Alat pemasak coto
• Lemari penyajian
• Meja penyajian
• Meja kasir dan meja dapur
• Pendingin minuman

Sedangkan untuk usaha dibidang pangan yang besar yaitu semestinya memiliki sarana dan prasarana yang bisa membuat konsumen nyaman di antaranya:

• Penyejuk ruangan;
• Hiburan dan
• Jaringan hot spot










BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek lapang Dasar-dasar manajemen dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

• Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi lini yang merupakan usaha skala kecil
• Personalia yang ada tidak teraplikasi layaknya perusahaan yang sudah besar
• Sarana dan prasarana tergolong masih sederhana
• Penerapan fungsi-fungsi manajemen hanya memakai dua dari lima fungsi yang ada
B. Saran

Dari praktek lapang Dasar-dasar manajemen di warung coto jasa pertanian kampus UNHAS penerapan fungsi-fungsi manajemen perlu dikelolah lebih baik lagi.

Sedang pelaksanaan praktek lapang ini sendiri masih perlu peningkatan lebih baik dari praktikan sendiri dan para sisten yang perlu komunikasi yang baik guna kelancaran jalannya praktek lapang ini.



DAFTAR PUSTAKA

Sanborn Mark.2007. Semua Orang Bisa jadi Pemimpin. PT. Gramedia Pusataka Utama.
Jakarta.
Ruslan Rosandy 2006. Manajemen Publik Relations dan Media Komunikasi. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Klibowo.2006. Manajemen Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Anonim.2011. Sarana dan Prasarana. http://magistermanajemen.ac.id , diakses pada tanggal 18 November 2011, pukul 07.00
Anonim.2011. Struktur Organisasi. http://id.wiki.struktur.ac.id , diakses pada tanggal 18 November 2011, pukul 07.00

DAFTAR GAMBAR

• Gambar 1 : Struktur Organisasi Warung Coto Jasaa Pertanian Kampus
Unhas