Create your own at MyNiceProfile.com

Jumat, 09 Maret 2012

“TENSES” 16

CREATED BY :


Arra Musyarrafah
Sugarwati. O. Gani
Satriani


“Exact One”






SMAN I DONRI DONRI
TP. 2009/2010
TENSES
16
BENTUK –BENTUK WAKTU


A. : PRESENT TENSE
1. Simple Present Tense
2. Present Continous Tense
3. Present Perfect Tense
4. Present Perfect Continous Tense
B. : PAST TENSE
: 1. Simple Past Tense
2. Past Continous Tense
3. Past Perfect Tense
4. Past Perfect Continous Tense
C. : FUTURE TENSE
1. Simple Future Tense
2. Future Continous Tense
3. Future Perfect Tense
4. Future Perfect Continous Tense
D. : PAST FUTURE TENSE


1. Past Future Tense
2. Past Future Continous Tense
3. Past Future Perfect Tense
4. Past Future Perfect Continous Tense














PENJELASAN TENSES
DAN PEMAKAIANNYA DALAM KALIMAT

A. PRESENT TENSE
WAKTU SEKARANG
1) SIMPLE PRESENT TENSE
“Waktu Hari Ini Sederhana”
Untuk menyatakan suatu peristiwa yang terjadi hari ini dan berulang-ulang atau merupakan suatu kebiasaan.
Rumus
A : S + to be (is, am, are) + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verbIII(di.../ter...)
B : S + Verb I + (s/es) + Complement

Patern A (nominal)
(+) S + to be (is, am, are) + ....
(-) S + to be (is, am, are) + not + ....
(?) To be (is, am, are) + S + ....
Example :
(+) They are there
(mereka disana)
(-) They are not there
(mereka tidak disana)
(?) Are they there ?
(apakah mereka disana ?)

Patern B (verbal)
(+) S + Verb I + s/es +....
(-) S + do not/does not + Verb I +
(?) Do /does + S + Verb I
Example :
(+) Ani cooks in the kitchen
(Ani memasak di dapur)
(-) Ani does not cook in the kitchen
(Ani tidak memasak di dapur)
(?) Does Ani cook in the kitchen ?
(apakah Ani memasak di dapur ?)
Note: untuk does digunakan pada subjek ketiga tunggal (he, she, it)

2) PRESENT CONTINOUS TENSE
Waktu Sekarang Sedang Berlangsung
Untuk menyatakan suatu kejadian yang berlangsung saat sekarang.
RUMUS : S + To be (is, am, are) + Verb I +(ing) + ....

(+) S + to be + Verb I (ing)
(-) S + to be + not + Verb I (ing)
(?) To be + S + Verb I (ing)
Example :
(+) I am washing my clotes
(saya sedang mencuci baju saya)
(-) I am not washing my clotes
(saya tidak sedang mencuci baju saya)
(?) Am I washing my clotes ?
(Apakah saya sedang mencuci baju saya ?)

3) PRESENT PERFECT TENSE
“Waktu sempurna sekarang”
Untuk menyatakan suatu perbuatan yang terjadi pada waktu lampau dan masih ada hubungannya dengan sekarang (baru selesai). 1
Rumus : A : S + have/has + been + ....
B : S + have/has + verb III+ ....
Patern A :
(+) S + have/has + been + ....
(-) S + have/has + not + been + ....
(?) Have/has + S + been + ....
Example :
(+) I have been here since morning
(saya sudah disini sejak pagi)
(-) I have not been here since morning
(saya belum disini sejak pagi)
(?) Have I been here since morning
(apakah saya sudah disini sejak pagi ?)
Patern B :
(+) S + have/has + Verb III
(-) S + have/has + not + Verb III
(?) Have/has + S + verb III
Example :
(+) They have swum at river
(mereka sudah berenag di sungai)
(-) They have not swum at river
(mereka belum berenang di sungai)
(?) Have They swum at river ?
(apakah mereka berenang di sungai ?)

4) PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSE
“Waktu berlangsung sempurna sekarang”
Untuk menyatakan suatu peristiwa atau perbuatan yang dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung hingga sekarang.
Rumus S + have + been + verb I + (ing) + ....

(+) S + have/has + been + Verb I + (ing) + ....
(-) S + have/has + not + been + Verb I + (ing) + ....
(?) Have/has + S + been + Verb I + (ing) + ....
Example :
(+) I have been living here for six weeks
(saya sudah sedang tinggal disini selama enam minggu)
(-) I have not been living here for six weeks
(saya belum sedang tinggal disini selama enam minggu)
(?) Have I been living here for six weeks ?
(apakah saya sudah sedang tinggal disini selama enam minggu?)

B. PAST TENSE
WAKTU LAMPAU
5) SIMPLE PAST TENSE
“Waktu Lampau Sederhana”
Untuk menunjukkan bahwa suatu perbuatan, kegiatan, situasi, terjadi pada waktu lampau dan berakhir pada saat tertentu di waktu lampau dan waktu terjadinya diketahui.
RUMUS : A : S + To be (was/ware) + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III)
B : S + Verb II + Complement
Patern A
(+) S + To be (was/ware) + ....
(-) S + To be (was/ware) + not + ....
(?) To be (was/ware) + S + ....
Example :
(+) The train was ten minutes late
(kereta api itu telah terlambat sepuluh menit)
(-) The train was not ten minutes late
(kereta api itu telah tidak terlambat sepuluh menit)

(?) Was the train ten minutes late ?
(apakah kereta api itu telah terlambat sepuluh menit ?) 2
Patern B
(+) S + Verb II + ....
(-) S + did + not + Verb I + ....
(?) Did + S + Verb I + ....
Example :
(+) He worked in the bank for four years
(dia telah bekerja di bank itu selama empat tahun)
(-) He did not work in the bank for four years
(dia tidak bekerja di bank itu selama empat tahun)
(?) Did he work in the bank for four years ?
(apakah dia telah bekerja di bank itu selama empat tahun?)

6) PAST CONTINOUS TENSE
“Waktu Lampau Sedang Berlangsung”
Untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sedang berlangsung pada waktu lampau ketika kejadian peristiwa lain tarjadi
Rumus S + Was/Ware + Verb I + Ing + ....
(+) S + To be (was/ware) + Verb I + ing + ....
(-) S + To be (was/ware) + Not + Verb I + ing + ....
(?) To be (was/ware) + S + Verb I + ing + ....


Example :
(+) I was reading book when my father wached TV
(saya sedang mambaca buku ketika Ayah nonton TV)
(-) I was not reading book when my father wached TV
(saya sedang tidak mambaca buku ketika Ayah nonton TV)
(?) Was I reading book when my father wached TV ?
(apakah saya sedang mambaca buku ketika Ayah nonton TV ?)

7) PAST PERFECT TENSE
“Waktu Sempurna Lampau”
Dipergunakan untuk menyatakan suatu perbuatan peristiwa yang sudah selesai dilakukan pada waktu lampau atau menerangkan suatu peristiwa yang lebih dahulu terjadi di antara dua kejadian yang dibicarakan
Rumus : A : S + had + Been + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III)
B : S + Had + Verb III
Patern A
(+) S + Had + Been + ....
(-) S Had + Not + Been +....
(?) Had + S + Been + ....
Example :
(+) I had been at school when you went to Solo
(saya sudah berada di sekolah ketika kau pergi ke Solo)
(-) I had not been at school when you went to Solo
(saya sudah berada di sekolah ketika kau pergi ke Solo)
(?) Had I been at school when you went to Solo?
(saya sudah berada di sekolah ketika kau pergi ke Solo ?)
Patern B
(+) S + Had + Verb III + ....
(-) S + Had + Not + Verb III + ....
(?) Had + S + Verb III + ....
Example :
(+) You had slept when I came last night
(kamu sudah tidur sewaktu saya datang tadi malam)
(-) You had not slept when I came last night
(kamu belum tidur sewaktu saya datang tadi malam)
(?) Had you slept when I came last night?
(apakah kamu sudah tidur sewaktu saya datang tadi malam?)

3
8) PAST PERFECT CONTINOUS TENSE
“Waktu Berlangsung Sempurna Lampau”
Untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung pada lampau pula.
Rumus S + Had + Been + Verb I + (Ing) + Complement
(+) S + Had + Been + Verb I + (Ing) + ....
(-) S + Had + Not + Been + Verb I + (Ing) + ....
(?) Had + S + Been + Verb I + (Ing) + ....
Example :
(+) They had been singing when we studied dancing
(Mereka sudah sedang menyanyi ketika kami sedang belajar menari)
(-) They had not been singing when we studied dancing
(Mereka belum sedang menyanyi ketika kami sedang belajar menari)
(?) Had they been singing when we studied dancing ?
(apakah mereka sudah sedang menyanyi ketika kami sedang belajar menari?)

C. FUTURE TENSE
WAKTU AKAN DATANG
9) SIMPLE FUTURE TENSE
“Waktu Akan Datang Sederhana”
Dipergunakan untuk menyatakan suatu perbuatAn atau peristiwa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Rumus A : S + Shall/Will + Verb I + Complement
B : S + Shall/Will + Be + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III(di.../ter...))
Patern A
(+) S + Shall/Will + Verb I + ....
(-) S + Shall/Will + Not + Verb I + ....
(?) Shall/Will + S + Verb I + ....
Example :
(+) I shall go to Surabaya Tomorrow
(saya akan pergi ke Surabaya besok)
(-) I shall not go to Surabaya Tomorrow
(saya tidak akan pergi ke Surabaya besok)
(?) shall I go to Surabaya Tomorrow ?
(apakah saya akan pergi ke Surabaya besok ?)
Patern B
(+) S + Shall/Will + Be + ....
(-) S + Shall/Will + Be + ....
(?) Shall/Will + S + Be + ....
Example :
(+) She will be here next month
(dia akan kemari bulan depan)
(-) She will not be here next month
(dia tidak akan kemari bulan depan)
(?) Will she be here next month ?
(apakah dia akan kemari bulan depan ?)

10) FUTURE CONTINOUS TENSE
”Waktu Berlangsung Akan Datang”
Untuk menyatakan suatu perbuatan peristiwa yang akan datang terjadi pada waktu yang akan datang.
Rumus : S + Shall/Will + Be + Verb I + (ing) + Complement
(+) S + Shall/Will + Be + Verb I + (ing) + ....
(-) S + Shall/Will + Not + Be + Verb I + (ing) + ....
(?) Shall/Will + S + Be + Verb I + (ing) + ....
Example :
(+) I shall be studing if you came to night
(saya akan sedang belajar kalau kamu datang nanti malam)

(-) 4
I shall be studing if you came to night
(saya tidak akan sedang belajar kalau kamu datang nanti malam)
(?) Shall I be studing if you came to night ?
(apakah saya akan sedang belajar kalau kamu datang nanti malam ?)



11) FUTURE PERFECT TENSE
“Waktu Sempurna Akan Datang”
Untuk menyatakan suatu perbuatan peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lampau da segera selesai pada waktu yang akan datang.
Rumus A : S + Shall/Will + have + been + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III(di.../ter...))
B : S + Shall/Will + Have + Verb III + Complement
Patern A
(+) S + Shall/Will + Have + Been + ....
(-) S + Shall/Will + Not + Have + Been + ....
(?) Shall/Will + S + Have + Been + ....
Example :
(+) Reny will have been at market
(Reni akan sudah berada di pasar)
(-) Reny will have been at market
(Reni idak akan sudah berada di pasar)
(?) Will Reny have been at market ?
(apakah Reni akan sudah berada di pasar ?)
Patern B
(+) S + Shall/Will + Have + Verb III + ....
(-) S + Shall/Will + Not +Have + Verb III + ....
(?) Shall/Will + S + Have + Verb III + ....
Example :
(+) She will bought a book
(Dia akan sudah membeli sebuah buku)
(-) She will not bought a book
(Dia tidak akan sudah membeli sebuah buku)
(?) Will she bought a book?
(Apakah dia akan sudah membeli sebuah buku?)

12) FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSE
“Waktu berlangsung sempurna akan datang”
Untuk menyatakan suatau perbuatn peristiwa yang sudah dimulai pada waktu lampau tetapi masih ada kemungkinan untuk dilanjutkan pada waktu yang akan datang.
Rumus S + Shall/Will + Have + been + Verb I + (ing) + Complement
(+) S + Shall/Will + Have + been + Verb I + (ing) + ....
(-) S + Shall/Will + Not +Have + been + Verb I + (ing) + ....
(?) Shall/Will + S +Have + been + Verb I + (ing) + ....
Example :
(+) She will been working inthe office for five years by the end of the year
(dia akan sudah sedang bekerja di kantor itu selam lima tahun menjelang akhir tahun ini)
(-) She will not been working inthe office for five years by the end of the year
(dia tidak akan sudah sedang bekerja di kantor itu selam lima tahun menjelang akhir tahun ini)
(?) Will she been working inthe office for five years by the end of the year?
(apakah dia akan sudah sedang bekerja di kantor itu selam lima tahun menjelang akhir tahun ini?)
D. PAST FUTURE TENSE
WAKTU AKAN DATANG DIMASA LAMPAU
13) PAST FUTURE TENSE
“waktu akan datang dimasa lampau”
Untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan dilakukan pada waktu lampau
5

Rumus A : S + Should/Would + Be + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III(di.../ter...))
B : S + Should/Would + Verb I + Complement
Patern A :
(+) S + Should/Would + Be + ....
(-) S + Should/Would + Not +Be +....
(?) Should/Would + S + Be +....
Example :
(+) She would be here week before
(dia akan kemari minggu sebelumnya)
(-) She would notbe here week before
(dia tidak akan kemari minggu sebelumnya)
(?) Would she be here week before?
(apakah dia akan kemari minggu sebelumnya?)
Patern B
(+) S + Should/Would + Verb I + ....
(-) S + Should/Would + Not + Verb I + ....
(?) Should/Would + S + Verb I + ....
Example :
(+) I should help him the week before
(saya akan membantu dia minggu sebelumnya)
(-) I should not help him the week before
(saya tidak akan membantu dia minggu sebelumnya)
(?) Should I help him the week before?
(apakah saya akan membantu dia minggu sebelumnya?)

14) PAST FUTURE CONTINOUS TENSE
“Waktu akan sedang terjadi di waktu lampau”
Untuk menyatakan suatu perbuatan peristiwa yang akan sedang terjadi waktu lampau.
Rumus S + Should/Would + Be + Verb I + (ing) + Complement
(+) S + Should/Would + Be + Verb I + (ing) + ....
(-) S + Should/Would + Be + Verb I + (ing) + ....
(?) S + Should/Would + Be + Verb I + (ing) + ....
Example :
(+) I should be meeting her at five yesterday
(aku akan sedang menemuinya pada jam lima kemarin)
(-) I should not be meeting her at five yesterday
(aku tidak akan sedang menemuinya pada jam lima kemarin)
(?) Should I be meeting her at five yesterday?
(apakah aku akan sedang menemuinya pada jam lima kemarin?)

15) PAST FUTURE PERFECT TENSE
“Waktu akan datang sudah selesai di waktu lampau”
Untuk menyatakan suatu perbuatan peristiwa yang akan sudah pada waktu lampau pengandaian yang tidak mungkinterjadi karena syaratnya sudah pasti tidak terpenuhi.
Rumus
A : S + Should/Would + Have + Been + (noun,adjective, adverb,verb I+ing,verb III(di.../ter...))
B : S + Should/Would + Verb I + Complement

Patern A
(+) S + Should/Would + Have + Been + ....
(-) S + Should/Would + Not +Have + Been + ....
(?) Should/Would + Not +Have + Been + ....
Example :
(+) Reny would have been at market if she had washed
(Reni akan sudah berada di pasar jika dia sudah mencuci)
(-) Reny would not have been at market if she had washed
(Reni tidak akan sudah berada di pasar jika dia sudah mencuci)
(?) Reny would have been at market if she had washed?
(apakah Reni akan sudah berada di pasar jika dia sudah mencuci?)
6
Patern B
(+) S + Should/Would + Verb I + ....
(-) S + Should/Would + Not + Verb I + ....
(?) Should/Would + S + Verb I + ....
Example :
(+) I should have come there if you had asked me
(saya akan sudah di sana jika kau sudah memintaku)
(-) I should not have come there if you had asked me
(saya tidak akan sudah di sana jika kau sudah memintaku)
(?) Should I have come there if you had asked me?
(apakah saya akan sudah di sana jika kau sudah memintaku?)


16) PAST FUTURE PERFCT TENSE
“Waktu Akan Sudah Terjadi Diwaktu Lampau”
Untuk menyatakan suatu perbuatan yang akan sudah sedang berlangsung pada waktu lampau.
Rumus S + Should/Would + Have + Been + Verb I + (ing ) + Complement
(+) S + Should/Would + Have + Been + Verb I + (ing ) + ....
(-) S + Should/Would + Not + Have + Been + Verb I + (ing ) + ....
(?) Should/Would + S + Have + Been + Verb I + (ing ) + ....
Example :
(+) She would have been studyingGerman for five months by march last year
(Dia akan sudah sedang belajar bahasa Jerman selama lima bulan menjelang bulan maret, tahun lalu)
(-) She would not have been studyingGerman for five months by march last year
(Dia tidak akan sudah sedang belajar bahasa Jerman selama lima bulan menjelang bulan maret, tahun lalu)
(?) Would she have been studyingGerman for five months by march last year?
(apakah dia akan sudah sedang belajar bahasa Jerman selama lima bulan menjelang bulan maret, tahun lalu?)































7

JENIS - JENIS PARAGRAF

TUGAS BAHASA INDONESIA
JENIS – JENIS PARAGRAF



NAMA : ARRA MUSYARRAFAH
NIS : 00 48 15
KELAS : XII IPA 1






SMAN I DONRI – DONRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011


Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia, yatu “jenis-jenis paragraf”, untuk memenuhi salah satu tugas bahasa Indonesia tahun ajaran 2010/2011.
Makalah ini menjelaskan tentang pengertian berbagai jenis paragraph, dan disertai dengan beberapa contoh paragrafnya, beserta isi dalam setiap paragraph yang dapat membantu kita semua dalam mengenal dan mengerti berbagai jenis paragraf.
Tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sudirman SPd.yang berkenan membimbing kita dalam menyeleesaikan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa buku ini banyak kekurangan dan masih perlu ditingkatkan mutunya.Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Dare Ajue, 23 Februari 2010.











Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………… 1

Daftar isi …………………………………………………… 2
Jenis-jenis Paragraf
1. Paragraf Deduktif …………………………………………………… 3
2. Paragraf Induktif …………………………………………………… 4
3. Paragraf deskripsi …………………………………………………… 6
4. Paragrafcampuran / gabungan …………………………………………………… 7
5. Paragraf pertentangan …………………………………………………… 8
6. Paragraf Eksposisi …………………………………………………… 9
7. Paragraf narasi …………………………………………………… 11
8. Paragraf persuasi …………………………………………………… 12
9. Paragraf analogi
…………………………………………………… ….14
10. Paragraf argumentasi …………………………………………………… 16
11. Paragraf Generalisasi
…………………………………………………… 18
12. Paragraf Sebab akibat
…………………………………………………………20
13. Paragraph akibat sebab
………………………………………………………....21
14. Paragraf ilustrasi/ contoh
…………………………………………………………22

Jenis –jenis paragraph
1. Paragraf deduktif
 Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya berada pada awal paragraph.Yang berpola khusus-umum.
Contoh:
Perilaku sehat merupakan pilar yang paling utama.Hal ini karena komponen tersebut ternyata sangat berpengaruh pada kedua pilar lainya.Seperti seseorang dengan perilaku sehat,tentu akan menjaga lingkungan tetap sehat juga.Selain itu,dengan perilaku sehat,seseorang akan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk memelihara kesehatan.
(UN 2006/2007).

Objek wisata Pangandaran menyediakan transportasi rekreasi untuk memudahkan wisatawan menikmati keindahan pantai.Wisatawan domestic maupun mancanegara dapat menggunakan transportasi untuk menikmati keindahan alam.Di sepanjang tepi Pantai Pangandaran terlihat berjejer perahu untuk disewakan.Dengan biaya Rp 10.000 saja perorang ,para wisatawan dapat berputar di sekitar pantai dan menikmati keindahan taman laut.Para pedagang ikut meramaikan situasi Pantai Pangandaran.
(UN 2007/2008)

Tertawa dapat menyehatkan jiwa.Dalam penelitisn ilmiah telah di buktikan bahwa tertawa itudapat membebaskan manusia dari berbagai kemelut,misalnya stress dan bentuk-bentuk ketegangan jiwa lain.Dengan tertawa,tentunya tertawa setulusnya,manusia dapat meredakan ketegangan dan dapat mengurangi masalah yang dipikirkan.Beban yang berat masalah yang dialami menjadi berkurang,sehingga seseorang dapat memecahkannya dengan pikiran sehatnya.
(Erlangga XII halaman 95)


Manfaat hutan sangat besar bagi umat manusia.Di dalamnya terkandung yang melimpah dan berpotensi untuk menciptakan kemakmuran.Selain menghasilkan barang-barang material,hutan juga menghasilkan nonmaterial.Sebagai paru-paru dunia,hutan menghasilkan oksigen yang mendukung kelangsungan hidup manusia.Apalagi akhir-akhir ini muncul industry baru yang banyak menghasilkan karbondioksida.Bila jumlah kandungan karbondioksida di udara tinggi,tentu akan mengaggu kelangsungan hidup penghuni dunia.
(Erlangga X11 halaman 103).

Salah satu penyebab kerusakan hutan adalah kurangnya pengetahuan kesadaran tentang fungsi hutan dan manfaatnya.Untuk itu diperlukan penyuluhan yang menyentuh nurani dan pengawasan yang melekat.Selain itu kegiatan berladang berpindah perambahan hutan juga merupakan masalah yang ruwet dan rumit yang memerlukan penanganan yang khusus dan sungguh-sungguh.
(Erlangga XII halaman 104).


2. Paragraf induktif
 Paragraf induktif adalah paragraph yang ide pokoknya terletak di akhir paragraph. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas).
Contoh:
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama,tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama.Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi.Oleh sebab itu,hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.
(Erlangga X halaman 7).

Sederet property terpajang di panggung. Sepasang kursi demang, tenda , dan gapura dengan tongkat-tongkat ramping, juga lampu –lampu yang tak menyorot secara datar seperti dalam pertunjukkan ketoprak. Dekorasi panggung itu lebih lumrah untuk pentas teater modern dari pada ketoprak.
(Erlangga X halaman 7).

Waktu adalah uang. Ungkapan ini cocok sekali bagi anda yang setiap harinya diburu-buru pekerjaan dan deadline. Apa hubungannya? Hubungannya ialah anda di bayar atau digaji atas waktu yang anda gunakan untuk bekerja di kantor. Anda tenru tak ingin dikatakan karyawan yang makan gaji buta, bukan? Oleh karena itu, setiap detik di kantor merupakan waktu yang sangat berharga dan harus anda manfaatkan.
(Ganeca XI halaman 4).

Mengelola waktu tidak sulit di lakukan, tetapi jika tidak bertekad untuk membangun teknik – teknik pengelolaan waktu pada rutinitas sehari-sehari, Anda hanya akan mencapai sebagian atau bahkan tidak sama sekali gasilnya. Kalau itu terjadi, buatlah komentar seperti ini. “Pelajaran berharga yang dapat dipetik ialah semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk merencanakan waktu dan aktivitas, semakin banyak banyak waktu yang dapat Anda pakai untuk aktivitas tersebut.
(Ganeca XI halaman 4)

Kita jarang sekali merasakan bahwa sesungguhnya waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sehingga kita kadang-kadang membiarkannya berhamburan sia-sia. Tanpa merasa berdosa, kita mengisinya dengan bersantai-santai, berbicara sia-sia, berjalan sia-sia, dan memboroskannya dengan sia-sia. Kita sering membiarkannya berlalu begitu saja. Padahal semestinya, kita menyadari bahwa waktu merupakan modal kita untuk dapat berbuat banyak demi masa depan yang lebih cerah.
(Ganeca XI halaman 4).


3. Paragraf Deskripsi
 Pragraf Deskripsi adalah paragraph yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Contoh:
Malam itu, indah sekali.Di langit,bintang-bintang berkelap-kelip memancarkan cahaya.Hawa dingin menusuk kulit.Sesekali terdengar suara sjangkrik,burung malam,dan kelelawar mengusik sepinya malam.Angin berembus pelan dan tenang.
(Erlangga X halaman 23)

Kamar itu, menurut penglihatan saya,sangatlah besar dan bagus.Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur,bantal,guling,dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih,berada di kamar mepet dinding sebelah utara.Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan.Di kamar itu juga ada lemari pakaian amat besar terbuat dari kayu jati.Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar.
(Erlangga X halaman 24).
Siang itu,matahari menyengat kulit.Seorang pria bertopi biru tua menaiki tangga lipat setinggi 2 meter.Dengan guntig tajam,tangannya cekatan memetik dompolan lengkeng yang bergelayut di dipohon setinggi 2-3 meter.Di bawah tangga,pria lain bertopi merah menampung buah dalam keranjang plastic.Selesai di pohon pertama,mereka bergerak ke pohon lain yang juga sarat buah.
(Erlangga X halaman 24).

Tepi danau itu bersih,tampak tak ada sampah yang berhamburan. Tempat sampah disediakan sedemikian rupa sehingga terjangkaupengunjung. Perahu yang disediakan memadai untuk melayani wisatawan domestik. Setiap pengunjung di haruskan mematuhi aturan kawasan wisata. Jika pengunjung melanggaratturan akan di tegur dengan penuh kearifan. Tempat parkir di sediakan cukup luas.
(UAN 2008/2009).

Kelurahan Bibi Ani terletak di sebuah lereng gunung yang sangat subur. Jarak tempat tinggal Bibi Ani dengan puncakgunung hanya sekitar 8 kilometer. Dari puncak gunung itu kita bisa memandang hamparan sawah yang padinya telah menguning untuk siap panen. Sungai di sekitar pegunungan itu menambah keindahan rumah penduduk yang di kelilingi oleh pepohonan yang menghijau membuat suasana menyenangkan.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur,halaman 37).


4. Paragraf Campuran atau gabungan
Pengertian paragraf campuran atau gabungan
 Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili
Contoh paragraf campuran atau gabungan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
id.answers.yahoo.com

Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.
karangan-dhesy.blogspot.com
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
id.answers.yahoo.com

Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia.Dari buku pula kita bisa menambah pengetahuan maupun pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
http://www.scribd.com


5. Paragraf Pertentangan
 Pengertian paragraf pertentangan
Paragraf yang isinya merupakan pertentangan tentang dua hal yang baik yang menyangkut kesamaan maupun perbedaannya.
Contoh paragraf pertentangan
Pada tahun 1870-1910 dimasa penjajahan Belanda kini jauh berbeda dari tahun 2009-2013 dimasa pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh presiden SBY. Ini menyebabkan dua kehidupan yang berbeda. Di tahun sekarang Indonesia sudah merdeka. Sehingga, pemerintahan hanya meneruskan perjuangan dari para pahlawan dalam mengembangkan ekonomi, kesejahteraan dan kemajuan Negara Indonesia. Akan tetapi, masa sekarang sudah lebih baik. Sedangkan, tahun 1870 yaitu dimana masa penjajahan Belanda yang menguasai daerah kekuasaan Indonesia. Bertolak belakang, dengan tahun sekarang. Jika sekarang mengalami kebebasan tetapi tahun penjajahan harus memperjuangkan, agar terbebas dari para penjajah. Jadi banyak para Pahlawan Indonesia mengalami gugur dalam medan perang pada saat masa penjajahan.
http://community.gunadarma.ac.id/blog

Para pemuda setempat hingga sekarang masih tetap memiliki minat yang tinggi terhadap kesenian tradisional. Namun pada masa mendatang tetap perlu mendapat pembinaan secara maksimal oleh pemuda setempat agar kesenian tradisional ini tidak punah.
books.google.co.id (ujian nasional 2008
Orang yang suka memberi dengan ikhlas hidupnya tak pernah kekurangan, berbeda dengan orang yang kikir, jiwanya tertekan karena harus pelit.
annatya-adjah.livejournal.com

Penjualan mobil pada Juni dan Juli 2009 sudah menyamai rata-rata penjualan bulanan sepanjang 2008. Sedangkan, produk utama ekspor kita-batu bara dan kelapa sawit-merasakan harga yang tidak terlalu buruk sehingga menghasilkan daya beli bagi daerah penghasil komoditas itu untuk produk-produk industry dari Jawa ( Kompas, 2009 : 6 ).
community.gunadarma.ac.id
Indonesia dijadikan model dengan 90 persen penduduk berusia 15-54 tahun melek aksara. Akan tetapi, kalau prestasi ini tampaknya belum ada titik tamu dengan peringkat Indeks Pembangunan Manusia ( HDI ), itu belum merupakan simbiosis mutualistis ( Kompas, 2009 : 6).
community.gunadarma.ac.id

6. Paragraf Eksposis
 Paragraf yang berisi dan memaparkan informasi kepada pembacanya.
Contoh:
Pasca gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter,sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak.Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian di pusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda-tenda darurat.
(Erlangga x halaman 53).

Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yoyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makn singkong.Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang merreeka kumpulkan di balik rerintuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
(Erlangga x halaman 53).

Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannyya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan bantuan sekitar 10 juta.Warganya yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta.Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
(Erlangga x halaman 53).

Pernahkah anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama persiapkan diri anda sebaik-baiknya bila menghadapi siuasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga,pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat setelah timbul rasa percaya diri,pertebal keyakinan anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar
sungguh – sungguh.
(Erlangga x halaman 53).
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
(meizis.blogspot.com)




7. Paragrraf narasi
 Narasi adalah cerita.Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa.Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan).Narasi berisi fakta antara lain biografi dan autobiografi, sedangkan yang berupa fiksi diantaranya novel dan cerpen.
Contoh:
Ketika penjaga menyodorkan buku tamu, hatinya tersentil. Alangkah anehnya, mengunujungi adik sendiri harus mendaftar, padahal seingatnya, dia bukan dokter. Sambil memegang buku itu, di pandangnya penjaga itu dengan hati-hati.Kemudian, pelan dia bertanya,”Semua harus mengisi buku ini? Sekalipun saudaranya atau ayahnya,umpamanya?”
(Erlangga X halaman 75).

Tiba-tiba, muncul keinginan untuk berolok-olok. Sambil menahan ketawa, ditulisnya di situ: Nama :Soeharto (bukan presiden). Keperluan : urusan keluarga.
(Erlangga X halaman 75).

“Cukup?” katanya sambil menujukkan apa yang ditulisnya kepada penjaga.
“lelucon, lelucon,” katanya berulang-ulang sambil menepuk-nepuk punggung penjaga yang terlongok-longok heran. “Dia tahu siapa saya,” ujarnya.
(Erlangga X halaman 75).
Betul juga. Ada gunanya juga menjelaskan identitasnya agar tuan rumah tahu dan memberika sambutan ynag hangat atas kedatangannya. Maka di tulinya di bawah tanda tangannya :WALUYO ANOTOBOTO. Nama keluarganya sengaja di tulis kapital semua, diberi garis tebal di bawahnya. Sekali laggi dia tersenyum. Rasa bangga terukir diwajahnya.
(Erlangga X halaman 75).
Aku terhanyut dalam lamunan. Sepertinya, aku harus duduk sebentar, istirahat. Kasihan kakiku mulai gemetaran. Mungkin ia telah lelah menemaniku berjalan.
(Erlangga X halaman 74).

8. Paragraf Persuasi
 Paragraph persuasi adalah paragraph yang berisi ajakan. Orang atau pembaca yang akan diajak melakukan suatu hal,perlu di yakinkan dengan argument atau alas an yang tepat
Contoh:
Beras organik lebih menguntungkan dari pada beras nonorganic. Mutu beras organik lebih sehat, awet, dan lebih enak.Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tiidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34% dari biaya produksi ,sedangka petani beras nonorganic hanya mendapatkan keuntungan 16% dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan traf hidup.
(Erlangga X halaman 130).

Pasien yang berobat dan dirawat inap di Rumah Sakit Dharma Yadyana Denpasar tidak di layani dengan ramah. Dokter yang seharusnya rutin memeriksa kondisi pasien tidak berwajah ramah. Fasilitas dan peralatan yang di miliki tidak lengkapsehingga banyak pasien yang berpindah kerumah sakit lain.Tambahkan fasilitas dan tingkatkan pelayanan Rumah Sakit Dharma Yadnya.
(prediksi ujian nasional 2010/2011).
Agar kita tetap bugar dan fit minumlah susu sedikitnya 3 kali sehari. Karena dengan meminum susu gizi kita dapat terpenuhi karena susu banyak mengandung kalsium dan protein yang bail utuh daya tahan dan kekuatan.
(Tiga Serangkai XII halaman 30).

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga. Maka dari itu jagalah kesehatan kini dan nanti.
(Tiga Serangkai XII halaman 33).

Kata orang bijak, dengan seni, hidup ini menjadi bertambah indah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup menjadi mudah. Akan tetapi, yang membuat kita terarah adalah agama. Agama adalah kata kunci dalam kehidupan. Masyarakat Tarakan adalah masyarakat heterogen. Di sana ada pemeluk Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu. Marilah kita berjalan bersama karena islam mengajarkan pentingnya hablum minanas. Dalam konteks kita sebagai mayoritas,marilah umat Islam menjadi suri teladan yang baik bagi umat agama yang lain.
(Tiga Serangkai XII halaman 35).
9. Paragraf Analogi
 Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh:
Kalau anda gemar tanaman hias, tentu Anda kenal dengan baik cara menanam dan merawat tanaman hias. Pada dasarnya,proses merawat tanaman di taman sama dengan proses merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan keterampilan dan perhatian khusus. Pada tanaman,di perluka keterampilan mengolah tanah dan member pupuk,serta memberi perhatian khusus yaitu menyirami tepat waktu,agar kelak memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, di perlukan kemampuan member makanan bergizi, pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus yaitu member kasih saying agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik.
(UAN 2008/2009 paket A).

Menulis sebuah novel atau roman perlu merancang alur atau plot sebagai kerangka. Begitu juga membuat sebuah mobil, perlu adanya kerangka agar mobil itu kuat.Alur atau plot kemudian di kembangkan menjadi sebuah cerita yang utuh. Begitu juga kerangka mobil yang sudah ada harus di bangun agar menjadi sebuah mobil. Pembuat novel atau roman biasanya menuliskan namanya di novel atau roman jika sudah selesai. Begitu juga pembuat mobil akan mencantumkan nama atau merek mobiltersebut, seperti ford.
(UAN 2008/2009).

Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

Semut merupakan sosok binatang yang memiliki kesetiakawanan. Ia senantiasa bergotong-royong dalam kehidupannya. Dapat di katakana bahwa semut tidak memiliki rasa individualis. Jika ia menemukan makanan yang manis-manis, ia akkan member tahu kepada teman-temannya. Kehidupan tampak rukun dengan sesame. Demikian pula dengan manusia, kehidupan manusia akan senantiasa rukun jika memiliki kesetiakawanan dengan sesamanya seperti halnya semut.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur. Halaman 42).

Pada perhelatan Piala Asia, tim nasional Indonesia menyuguhkan permainan sepak bola yang atraktif. Indonesia berhasil menunjukkan kualitas permainan yang tidak kalah kelas ketimbang tiga tim di jiwa penyisihan awal, yakni, Bahrain, Korsel, dan Arab Saudi. Seperti halnya raihan prestasi timnas, industry asuransi jiwa di Indonesia pun berpontensi untuk menyeruak ke atas. Penetrasi pasar asuransi jiwa saat ini ibaratnta seperti pemain bola yang berada dii arena pertandingan. Meskipun kecil dia puunya potensi untuk bergerak dan menciptakan gol.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur. Halaman 44).

10. Paragraf Argumentasi
 Paragraf argumentasi adalah paragraf yang isinya dimaksudkan untuk mempengaruhi pembaca agar menerima ide atau pernyataan yang di kemukakan, baik yang di dasarkan pada pertimbangan logis maupun emsional.
Contoh:
Penebangan hutan harus segerah di hentikan. Pohon-pohon di hutan itu dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaran bermotor. Jika ditebang habis,maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa pembakarabn itu dapat meningkatkan pemanasan global. Pemanasan global itu akan melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok,dan lain-lainnya akan terendam air laut. Jika hutan terus di tebang demi kepentingan ekonomi, maka akan terjadi bahaya yang luar biasa hebatnya. Oleh karena itu, hutan harus kita selamatkan sekarang juga.
(LKS Exis X halaman 30).

Para teroris itu meledakkan bom di jalan Legian ,Bali. Beberapa bangunan hancur dan terbakar. Hampir dua ratus orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Dunia mengutuk keras terjadinya aksi terorisme tersebut. Dunia pariwisata di Indonesia, khususnya bali, sementara mengalami keruntuhan. Setelah malalui mata rantai persidangan yang panjang dan melelahkan, beberapa di antara teroris yang tertangkap itu di hokum mati.
(LKS Exis X halaman 31).

Persidangan itu hanya berlangsung singkat karena replik pemohon tidak dibacakan. Replik hanya di serahkan oleh kausa hokum pemohon, Iskandar Sonhaji, kepada hakim tunggal, Johanes E.Binti. sementara itu, pemohon tetap berpendapat bahwa tidak cukup alas an bagi kejaksaan Agung untuk mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidik (SP3) atas tersangka Marimutu Sinivisan. Sebab, sudah cukup bukti dan alasan untuk membuktikan,baik unsur melawan hokum maupun unsure kerugian Negara, tindak pidana yang didakwakan.
(LKS Exis X halaman 31).

Untuk ukuran Indonesia, NTT memang beriklim ekstrem kering, kecuali di Kabupaten Manggarai (flores) dan Timor Tengah Selatan (TTS. Timor Barat) yang banyak air. Rata-rata hujan hanya turun selama tiga bulan, paling lama lima bulan. Tujuh bulan selebihnya, NTT bermusim kering kerontan. Sebenarnya, iklim yang ekstrem kering ini juga dialami NTB, terutama di Sumbawa. Itulah sebabnyadi pulau ini budidaya padi dilakukan dengan system gogo rancah.
(Erlangga X halaman 187).

Di zaman modern sekarang ini pornografi sangat merajalela yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat. Sebab dengan teknologi pada saat ini yang berkembang sangat pesat untuk akses dan mendapatkan sesuatu yang berbau pornografi itu sangat mudah bisa lewat media internet atau majalah. Seharusnya pemerintah lebih tanggap dan membuat suatu kebijakan agar generasi bangsa tidak rusak dan memiliki moral yang baik.

11. Paragraf Generalisasi
 Paragraph generalisasi adalah paragraph yang di kembangkan dengan pola umum-khusus. Atau Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh:
Garis dan letak bodi samping yang menonjolkan air intake memang menjadi cirisebuah mobil supersport. Bagian butiran mobil ini di penuhi lampu LED motif saraf tawon yang jauh dari kesan tradisional. Empat buah knalpot di bagian spoiler menyiratkan kemampuan mesin 12 silinder dengan empat turbo-charger . lantaran lebih dari separuh bodi dominasi mesin 6.000 cc membuat cabin mobil ini hanya menyisakan dua kursi penumpang saja. Aroma balap sangat terasa pada bagian kokpit yang dijejali berbagai petunjuk , mulai mesin sampai perangkat audio.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 20).

Umi pekerja pabrik yang gajinya belum memenuhi standar, tidak dikenakan pajak toni buruh tani yang gajinya pas-pasan juga tidak dikenakan pajak. Salamah pekerja gendong di pasar tidak pula dimintai pajak. Bahka Suti pembantu rumah tangga yang ikut majikannya bertahun-tahun pun tidak di kenakan pajak. Dengan demikian semua buruh yang gajinya pas-pasan tidak dikenai pajak.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 45).

Pantai Baron dan Pantai Parangtritis di Yogyakarta merupakan objekb wisata yang indah.Demikian pula Pantai Pangandaran, Pantai Cerita di Jawa Barat. Di Bali keindahan Pantai Sanur dan Pantai Kuta bahkan menjadi objek wisata impian para turis.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 48).

Di sekolah saya, setelah diumumkan hasil ujian nasional,siswa kelas IPA yang berjumlah satu kelas, lulus semua. Sementara kelas IPS yang berjumlah empat kelas yang tidak lulus sejumlah lima puluh tuga orang. Ketidaklulusan mereka dengan data sebagai berikut.Kelas IPS 1 yang tidak lulus mata uji pelajaran bahasa inggris dua orang. Ekonomi tujuh orang. Kelas IPS 2 yang tidak lulus mata pelajaran bahasa inggris satu orang, Ekonomi lima belas orang. Kelas IPS 4 yang tidak lulus mata uji bahasa inggris satu orang, Ekonomi sebelas orang sedngkan untuk pelajaran gahasa Indonesia lulus semua.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 63).

Alam semesta berjalan dengan teratur seperti jalannya sebuah mesin. Matahari, bumi,bulan dan bintang yang jumlahnya berjuta-juta berjalan seperti teraturnya putaran roda mesin yang rumit. Semua bergerak menurut irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia yang pandai,teliti, dan senang memecahkan masalah.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 34).

12. Paragraf sebab akibat
 Paragraf sebab akibat yaitu paragraf yang pengembangannya memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat. Ciri khas paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab akibat ini merupakan satu rangkaian yang berkesinambungan.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup panjang dari sebelumnya pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang di tebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar, di tambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahannya. Oleh karena itu,tidak mengherankan jika panen di desa ini selalu gagal.
(LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur, halaman 34).

Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.

Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang menjaga.
my.opera.com

Banyak para ninja yang mencari cara cheat ninja saga terbaru critical dodge untuk menjadi hebat dalam sekejap di permainan ini. Ninja Saga adalah sebuah permainan game berbasis flash dimana anda dapat membuat ninja anda sendiri dan bertempur dengan musuh. Disini saya akan menjelaskan cara menggunakan cheat ninja saga terbaru critical dodge.
http://www.belawan.com
Pariwisata itu ada karena adanya wisatawan. Wisatawan itu ialah orang-orang yang diburu oleh keinginan untuk melihat atau menikmati peristiwa keanehan, keagungan serta keindahan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah mungkin dan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Maka pengusaha yang dibingkai atau dikondisikan dengan psikologi yang seperti itu menciptakan prasarana dan sarana untuk memuaskan tuntutan atau kehendak tersebut. Hotel-hotel, perusahaan, penerbangan, perusahaan taksi, restoran, dan night clubs dipackage, digiring oleh pengusaha untuk menyongsong sikap yang demikian.
pbsindonesia.fkip-uninus


13. Paragraf Akibat Sebab
 Pengertian paragraf akibat sebab
paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Contoh paragraf akibat sebab
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
http://asalkamutahuaja.blogspot.com



Di Negara kita tingkat kecelakaan semakin meningkat karena pemakai jalan berkesan bertingkah seenaknya. Di jalan raya, seolah-olah kendaraan besar menjadi raja,
jalan raya di jadikan sebagai tempat hiburan bagi anakk remaja, hampir setiap saat terlihat balapan liar.
http://asalkamutahuaja.blogspot.com

Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.


Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang menjaga.
my.opera.com

Banyak para ninja yang mencari cara cheat ninja saga terbaru critical dodge untuk menjadi hebat dalam sekejap di permainan ini. Ninja Saga adalah sebuah permainan game berbasis flash dimana anda dapat membuat ninja anda sendiri dan bertempur dengan musuh. Disini saya akan menjelaskan cara menggunakan cheat ninja saga terbaru critical dodge.
http://www.belawan.com

Paragraf Contoh atau Paragraf Ilustrasi
 Pengertian paragraf Contoh atau Paragraf Ilustrasi
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan menggunakan contoh atau ilustrasi.
Contoh paragraf Contoh atau Paragraf Ilustrasi
Di singapadu sekarang kita bisa menyaksikan kecak yang dipertunjukan dalam waktu kurang dari satu jam, bahkan bila diperlukan konsumen, pertunjukan bisa lebih singkat lagi. Demikian pula tarian-tarian lainnya dapat kita saksikan dalam bentuk yang condensed. Di pantai-pantai yang terbaik di bagian selatan Bali, terutama di kawasan Sanur, orang banyak yang terkejut dan sedih melihat semakin ciutnya daerah bebas mereka untuk melakukan upacara yang mereka perlukan tanpa harus minta izin terlebih dahulu. Lebih menyedihkan lagi bagi mereka apabila pada suatu saat terpancang papan pengumuman “DILARANG MASUK”. Salam dalam bahasa Inggris “hallo” di Bali sekarang ternyata berkembang menjadi bermacam-macam arti; paling sedikit ada dua arti. Arti yang pertama, salam ramah tamah bisa yang ditujukan pada orang asing, dan yang kedua, “Tuan belilah barang dagangan saya.” Contoh-contoh di atas merupakan gambaran bahwa betapa bergesernya nilai-nilai sosial dan agama di kawasan Bali.
pbsindonesia.fkip-uninus

Selain tipe introvert, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang – orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat – sifat tertentu, contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah mempengaruhi, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain
(Purwanto, 1984:147).

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sector-sektor dibidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masihtumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.
asasuke.blogspot.coikm

Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan–bahan bakarnya-yakni makanan yang ditelan– menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan akan dibakar dalam tubuh sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi energi mekanis yang memungkinkan otot-otot dapat memompa darah dalam tubuh atau menggerakkan dada pada waktu bernapas.
anu.webatu.com

Sejak jatuhnya orde baru, beberapa kajian tentang masalah agraria dan sengketa tanah juga telah diterbitkan. Misalnya, buku yang ditulis oleh Bachriadi dan Lucas (2000) membahas secara rinci terjadinya sengketa tanah diTapos dan Cimacan selama orde baru, Munarwan (2001) Nuh dan Collius (2001) dan Collius (2001) membahas beberapa kasus sengketa tanak di Sumatera Selatan.
books.google.co.id (karya tulis ilmiah)



Daftar pustaka
 UNHAS 2006-2009
 Buku bahasa Indonesia penerbit Erlangga
 Buku bahasa Indonesia penerbit Ganeca
 (LKS Penerbit Hayati Tumbuh Subur,halaman 37).
 id.answers.yahoo.com
 karangan-dhesy.blogspot.com
 http://community.gunadarma.ac.id/blog
 pbsindonesia.fkip-uninus
 books.google.co.id (karya tulis ilmiah)
 anu.webatu.com
 ikasasuke.blogspot.com
 pbsindonesia.fkip-uninus
 my.opera.com
 (LKS Exis X
 annatya-adjah.livejournal.com

Geostrategi Indonesia

GEOSTRATEGI INDONESIA
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian geostrategi
geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkung didalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia adalah merupakan strategi dalam memanfaatk konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, d sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan.

1. Penjelasan Istilah
1. Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional;
2. Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelemba-gaan hidup bangsa sebagai sistem (ipoleksosbudhankam) seba-gai subsistem yang dilengkapi dengan norma, nilai dan aturan;
3. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan, ketangguhan yang mengandung kemampuan mengem-bangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman baik datang dari luar maupun dari dalam.
4. Cita-cita nasional kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan keinginan luhur yang terkandung dalam falsafah bangsa.
5. Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara untuk mewujudkan stabilitas nasional bidang politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
f. Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh negara atau pemerintah yang bertujuan un-tuk mengadakan pembangunan fisik, sikap mental dan moderni-sasi pemikiran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
1. keamanan adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh masyarakat, mengenai ketenteraman, ketertiban, keselamatan dan kemampu-an untuk mengadakan pertahanan.
2. Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana terdapat rasa kecukupan, kecerdasan, kesehatan, ketaq-waan dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan
Proses terbentuknya wawasan nusantara setiap bangsa

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Britain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat Wanus. Wanus ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
• Satu kesatuan wilayah
• Satu kesatuan bangsa
• Satu kesatuan budaya
• Satu kesatuan ekonomi
• Satu kesatuan hankam.
Jelaslah disini bahwa Wanus adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan Wanus akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor" Wanus.
Konsep geopolitik dan geostrategi
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. , sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia
Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.

Wawasan Nusantara adalah cara Pengertian dan hakekat wawasan nusantara
pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
B KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.

Makalah HAM

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang
lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.

Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Pengertian HAM
Perkembangan HAM
HAM dalam tinjauan Islam
Contoh-contoh pelanggaran HAM

Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.

Metode Pembahasan
Dalam hal ini penulis menggunakan:
Metode deskritif, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Atherton dan Klemmack: 1982).
Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM
Pengertian
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya (Kaelan: 2002).
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”


Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

Perkembangan Pemikiran HAM
Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :
Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government


Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:
Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu:
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945
Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik Indonesia Serikat
Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945



HAM Dalam Tinjauan Islam
Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut, misalnya sholat.
Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. Mas’udi, 2002)
Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:
Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.
Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan
Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing
Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.

HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan.

Pelanggaran HAM dan pengadilan HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum.

Penaggung jawab dalam penegakan (respection), pemajuan (promotion), perlindungan (protection) dan pemenuhan (fulfill) HAM.
Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara horizontal.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

BUDIDAYA TANAMAN

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

I. SYARAT TUMBUH
Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan tidak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain.
Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur ( Calsium carbonat ) sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter
Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 – 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme
Tingkat keasamon ( pH)
Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 – 7 dengan menggunakan kapur ( Calsium carbonat )
Suhu udara
Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 OC dengan kelembabon 60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara sama antara 22 – 28 ‘C untuk jamur tiram putih dan 22–30 ‘C untuk jamur tiram coklat, dengan kelembaban sama 85 – 95 %.
Cahaya
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 – 70 %.
II. TAHAPAN DALAM KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1. Persiapan Media Tanam
Sebelum dilakukan penanaman ( inokulasi ) bibit kedalam media tanam, perlu dilakukan persiapan-persiapan antara lain:
a. Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan.
b. Mencampur serbuk kayu dengan bahan-bahan lain seperti bekatul, tepung jagung dan kapur sampai merata ( homogen ) kemudian diayak. Untuk lebih lengkap formula komposisi media jamur sebagai berikut:
Komposisi Media tanam (kg)

formula1
dan

formula2
c. Menambah air hingga kandungan air dalam media menjadi 60?-65 % lalu tentukan pH-nya dengan kertas lakmus. Tandanya bahwa campuran sudah tepat yaitu saat campuran itu
digenggam maka dapat mengepal tapi tidak mengeluarkan air, maka campuran sudah bagus.
d. Memasukkan media tanam kedalam kantung plastik polypropilene dan memadatkannya lalu bagian atas kantung plastik diberi cincin paralon kemudian dilubangi 1/3 bagian dengan kayu dan ditutup dengan kertas lilin serta diikat dengan karet pentil.
e. Melakukan sterilisasi pada suhu 120 ‘C selama 7 – 8 jam. Itu kondisi paling aman agar baglog kita steril.
f. Mendinginkan media tanam selama 8 – 12 jam dalam ruangan inokulasi. Pada rentang waktu itu langsung dimasukkan bibit ke dalam bag log, walau media masih hangat.
2. Penanaman ( Inokulas)
a. Inokulasi dilakukan setelah media tanam dingin dengan suhu antara 22 – 28 ‘C.
b. Menyiapknn alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman ( inokulasi ).
c. Sterilisasi semua alat dan bahan yang akan digunakan
d. Membuka penutup/ kertas lilin dan memasukkan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan menggunakan stik inokulasi.
e. Menutup kembali penutup/kertas lilin dan mengikat dengan karet pentil.
f. Memindahkan media tanam yang telah ditanami bibit tersebut kedalam ruangan inkubasi sampai tumbuh misellium jamur, Lamanya penumbuhan misellium jamur antara 35-40 hari.
g. Setelah misellium memenuhi kantong plastik dipindahkan ke ruang produksi dengan membuka tutup kontong plastik dan menyemprot air secara teratur
3. Panen
Setelah 10 – 15 hari setelah cincin dibuka, kemudian dapat dipanen untuk pertama kali, panen berikutnya setiap hari secara teratur selama masa produktif 4 bulan ( jika perawatan bagus bisa lebih). Per log membutuhkan siklus waktu 15 hari untuk panen lagi. Jadi 4 bln x 2 kali penen / bln = 8 kali panen.
• Cat: - harga barang untuk amsing2 daerah busa berbeda beda. Bisa digunakan bahan pengganti yang lebih mudah didapat di daerah masing masing.
- harga jamur dari petani/ pembudidaya jamur = Rp 10.000 (untuk Jawa Timur), tapi bisa berbeda beda untuk tiap daerah.



BUDIDAYA KENTANG

1. PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. upaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).
2. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim
Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.

2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
3. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a. Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
b. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara :
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
c. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

3.3.2. Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.

3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

3.4.5. Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.

Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.

Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.

3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam

Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
BUDIDAYA SEMANGKA

I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.Upaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
• Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
• Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan





3.1.1. Penyiapan Media Semai



3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.

3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
a. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
b. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
c. Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.

3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

3.4.5. Pemupukan
Waktu Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)
ZA TSP KCl
Susulan I (3 hari) 40 - 40
Susulan II Daun 4-6 helai 120 85 80
Susulan III Batang 45–55 cm 170 - 30
Susulan IV Tanaman bunga 130 - 30
Susulan V Buah masih pentil 80 - 30
POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.

b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.

c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.

d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.

e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.

b. Bercak Daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.

c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.

d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.

e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

f. Karat Daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).

3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.



BUDIDAYA CABAI

A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
• Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
• Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
• Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
• Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
• Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
• Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
• Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih
• Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
• Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
• Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
• Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian
• Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
• Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
• Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
• Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
• Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
• Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. Hama
• Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
• Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
• Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

C. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
• Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
• Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)


2. Cara Tanam
• Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
• Plastik polibag dilepas
• Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama
• Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
• Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
• Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :
Jenis Pupuk 1 - 4 minggu (kg) 5 - 12 minggu
(kg)
Urea 7 56
SP-36 7 28
KCl 7 28

Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
1. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
2. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
3. Pengamatan Hama dan Penyakit
• Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
• Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
• Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
• Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
• Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
• Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
• Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
• Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
• Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :
• Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
• Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
• Penyortiran dilakukan sejak di lahan
• Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
• Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

BUDIDAYA MENTIMUN

I. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.

2.2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.

3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6>3.3. Penanaman
- Siram bibit dalam polibag dengan air
- Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
- Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.

3.3. Pemeliharaan Tanaman
- Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
- Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
- Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
- Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
- Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

3.4.2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

3.5. Panen
3.5.1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

3.5.2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.5.3.Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki


BUDIDAYA MELON


I.PENDAHULUAN
Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun.
II.SYARAT PERTUMBUHAN
2.1 Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.
2.2 Media Tanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
III.PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Pembuatan Media Semai










3.1.2. Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit

Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.
Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
Pupuk
Kandang
(ton/ ha) Dosis Pupuk Makro
( gram/ pohon ) Dosis POC NASA
Urea SP36 KCl
4-5 12 20 8 30-60 tutup /1000 m2
+ air secukupnya (siramkan)


Hasil akan lebih baik jika pada pemupukan dasar, POC NASA diganti SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2

3.2.6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

3.3.2. Cara Penanaman
Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polibag.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.
3.4.3. Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
3.4.4. Pemupukan
Waktu Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )
Urea SP-36 KCl

Umur 10 hari 12 12 10

Umur 20 hari 12 12 10

Umur 30 hari 12 8 12

Umur 40 hari 12 8 20
POC NASA :
( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman :
• Alternatif 1 : 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
• Alternatif 2 : 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki

3.4.5. Penggunaan Hormonik
Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.

3.4.6. Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.


b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.

Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.5.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3. Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

3.6.2. Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.

3.6.3. Penyimpanan
Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering.








1. SEJARAH SINGKAT
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:
1) Tipe Netted-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum.
2) Tipe Winter-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito,
ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
4. SENTRA PENANAMAN
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam melon untuk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman.
2) Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
3) Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
4) Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C.
5) Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.
5.2. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah.
2) Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
3) Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam dan Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam dan sumber eksplan yang digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan bunga betina separti halnya tanaman yang didapat dari biji.
c) Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d) Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah.
e) Kebutuhan benih
Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
f) Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Cara dan Waktu Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan
menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
b) Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media semai yang khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir dan pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat maka komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida karbofuran.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar.
a) Cara dan Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari
polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.
b) Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yang pertumbuhannya merana
disingkirkan dan tidak ditanam.
c) Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai telah mencukupi.
d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yang digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter dan fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau
tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan
cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara
hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi
sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
a) Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yang akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik yang berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b) Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) dan seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yang dikehendaki pelanggan.
d) Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal, luas lahan yang tersedia, musim dan permintaan pasar. Tanaman melon yang diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan
dengan sistem hidroponik.
e) Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, dan ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dengan system hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.
2) Pembukaan Lahan
a) Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b) Penggarukan dan Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
2. Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ± 30– 50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah dan kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lain.
3) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun
dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yang remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
c. Ukuran dan Jarak Bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan
deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
4) Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps dan Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedenganbedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap tanaman.

6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa ditanam dengan pola monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
3) Cara Penanaman
Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
2) Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
3) Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang
selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
4) Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
5) Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. 6) Pengairan dan Penyiraman
a) Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.

b) Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
a) Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
b) Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
c) Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.
8) Pemeliharaan Lain
a) Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b) Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )
Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun
tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter; (3) tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
2) Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps.
Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali.
7.2. Penyakit
1) Layu bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu
per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
Pengendalian: (1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2; (2) benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter ; (3) penyemprotan bakterisida ini pada umur 20
HST.
2) Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman yang terserang akan mengering apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun-daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter; (3) pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.
7.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
a) Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1) Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2) Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
3) Warna kulit hijau kekuningan.
b) Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c) Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
8.2. Cara Panen
1) Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
2) Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
3) Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benarbenar telah siap dipanen.
4) Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai. Karena lahan yang
tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50%. Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan karena hama dan penyakit yang mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang lebih rendah.
8.4. Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, dan seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan resiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.

9. PASCAPANEN
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.
9.1. Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
1) Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
2) Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
3) Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.
9.3. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang
mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar
buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.

Agribisnis melon harus dilakukan secara cermat dan tetap selalu waspada. Walau berdasarkan analisis budidaya agribisnis melon menunjukkan prospek yang menjanjikan, tapi suatu ketika penyemprotan tertunda atau hal-hal sepele lainnya tidak diperhatikan maka keuntungan yang sudah dapat dibayangkan akan menjadi sirna seketika.
Di era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat. Perlu dicarikan pasar khusus untuk dapat mendongkrak harga jual. Buah yang berkualitas tinggi yang ditawarkan akan layak mendapatkan harga jual yang tinggi pula. Informasi harga pasar dicari sebanyak-banyaknya sebelum panen berlangsung. Rantai tata niaga dipelajari seteliti mungkin. Diusahakan rantai teRp.endek untuk mendapatkan harga jual tertinggi.


























WORTEL
( Daucus carrota L )


1. SEJARAH SINGKAT

Wortel/carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya.

2. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipilih menjadi 3 golongan, yakni :
a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.

3. MANFAAT TANAMAN
Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A. Merupakan bahan pangan bergizi tinggi, harga murah dan mudah mendapatkannya.


Selain sebagai "gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara kecantikan. Wortel ini mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum segelas sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis berkhasiat untuk mengantisipasi pembentukkan endapan dalam saluran kencing, memperkuat mata, paru-paru, jantung dan hati. Bahkan dengan hanya mengunyah daun wortel dapat menyembuhkan luka-luka dalam mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.

4. SYARAT PERTUMBUHAN
4.1. Iklim
1. Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan.
2. Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,1 derajat C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.

4.2. Media Tanam
1. Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang).
2. Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).
3. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.
4. Demikian pula tanah yang mudah becek atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut.

4.3. Ketinggian Tempat
Di Indonesia wortel umunya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl. tetapi dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), produksi dan kualitas kurang memuaskan.

5. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
5.1. Pembibitan
5.1.1. Persyaratan Beni
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Tanaman tumbuh subur dan kuat.
b) Bebas hama dan penyakit/sehat.
c) Bentuknya seragam.
d) Dari jenis yang berumur pendek.
e) Berproduksi tinggi.

5.1.2. Penyiapan Benih
Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya. Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko saran produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida.

Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :

1. Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga dan halus.
2. Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi.
3. Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang optimal).
4. Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
5. Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.
6. Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal).
7. Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut segera ditutup dengan tanah tipis .
8. Pelihara kebun bibit wortel selama ± 3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
9. Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.

Tatacara penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:

1. Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
2. Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
3. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60 derajat C) selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
4. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.


5.1.3. Teknik Penyemaian Benih
Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain.

Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.

5.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama ditanam, pemeliharaan wortel relatif mudah, yakni penyiangan bersamaan dengan pemupukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan sejak tanam. Pupuk yang diberikan berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1 kuintal/hektar diletakkan sejauh 5 cm dari batangnya, baik sejajar dengan barisan maupun dilarutkan dalam air untuk disiramkan kepada tanah.

Untuk merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat rapat. Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm.

Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot insektisida yang dianjurkan, misal Folidol 0,2%.

5.2. Pengolahan Media Tanam
5.2.1. Persiapan
Mula-mula tanah dicangkul sedalam 40 cm, dan diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton setiap hektarnya. Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm.

Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya diolah cukup dalam dan sempurna, kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik dicampur maupun menurut larikan sambil meratakan tanah. Idealnya dipersiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm, hingga siap ditanam.

5.2.2. Pembukaan Laha
1. Membuka Lahan
1. Babat pohon-pohon atau semak-semak maupun tanaman lain yang tidak berguna.
2. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain.
2. Mengolah Tanah
1. Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor.
2. Biarkan tanah di kering anginkan selama minimal 15 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang.


5.2.3. Pembentukan Bedengan
1. Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur.
2. Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.

5.2.4. Pengapuran
1. Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha.
2. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.

3.2.5. Pemupukan
1. Sebarkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan.
2. Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.

5.3. Teknik Penanaman
5.3.1. Penentuan Pola Tanaman
Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan digemburkan. Setelah itu di buat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm dan dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm.

5.3.2. Pembuatan Lobang Tanam
Tanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul.

5.3.3. Cara Penanaman
Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
2. Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
3. Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
4. Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
5. Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.

5.4. Pemeliharaan Tanaman
5.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.

5.4.2. Penyiangan
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.

Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.

5.4.3. Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.

5.4.4. Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan.

Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.

5.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.

5.4.6. Waktu Penyemprotan Pestisida
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

5.5. Hama dan Penyakit
5.5.1. Hama
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih. Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala: ulat tanah menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian non kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun (Aphid, Aphis spp.)
Ciri: kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya.
3. Lalat atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis yang dianjurkan.

5.5.2. Penyakit
1. Bercak daun Cercospora
Penyebab: cendawan (jamur) Cercospora carotae (Pass.) Solheim. Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: (1) disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu permil selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili; (3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4) penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab: mikro organisme nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejala: umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili, pemberaan lahan dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G atau Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampi hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.

5.6. Panen
5.6.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut:

1. Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst.
2. Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).

Khusus bila dipanen umur muda atau "Baby Carrot" dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam.
2. ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.

5.6.2. Cara Panen
Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman bersama umbinya. Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.

5.7. Pascapanen
5.7.1. Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.