Create your own at MyNiceProfile.com

Sabtu, 10 Maret 2012

REPRODUKSI HEWAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti halnya tumbuhan, hewan yang hidup dimuka bumi ini sangat beraneka ragam jenisnya. Ada hewan-hewan yang struktur tubuhnya sederhana yang tubuhnya sederhana yang disebut hewan tingkat rendah,ada pula yang hewan-hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks yang disebut hewan tingkat tinggi. Masing-masing golongan hewan ini memiliki cara dan alat reproduksi yang berbeda. Ada hewan yang dapat bereproduksi secara vegetativ atau aseksual, ada juga yang bereproduksi secara generative atau seksual, ada juga yang dapat melakukan dengan kedua cara reproduksi tersebut, dan bahkan ada juga dalam siklus hidupnya biasa melakukan reproduksi vegetatif-generatif secara bergantian.
Semua sel makhluk hidup mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.perkembangbiakan itu, dilakukan melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organism bersel banyak. Organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis. Hanya saja, perbanyakan sel pada jaringan organisme tingkat tinggi tidak disebut sebagai perkembangbiakan,melainkan disebut sebagai pembelahan sel.
Perkembangan atau reproduksi merupakan salahsatu ciri makhluk hidup sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya agar terhindar dari kepunahan. Cara reproduksi beserta alat atau organ pendukungnya dari berbagai jenis organisme sangat bervariasi Hal ini berkaitan dengan dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Makhluk hidup yang sederhana, yang tubuhnya terdiri atas satu atau beberapa sel, berkembang biak dengan membelah diri aatau dengan cara kongjugasi. Makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks, baik hewan atau tumbuhan, memiliki bagian tubuh yang berdiferensiasi sebagai alat reproduksi.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Bagaimana Sistem reproduksi pada hewan invertebrata, vertebrata, serta Reproduksi pada Filum Invertebrata !
2. Jelaskan perbedaan reproduksi seksual dan aseksual pada hewan vertebrata !
3. Jelaskan sistem reproduksi pada hewan vertebrata !

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui bagaimana proses reproduksi pada hewan invertebrata, vertebrata dan sub Filum Invertebrata.
2. Mampu mengetahui dengan rinci perbedaan reproduksi aseksual daan seksual pada hewan vertebrata.
3. Mengetahui sistem reproduksi pada hewan vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Reproduksi Pada Hewan Invertebrata
Bisa terjadi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak melibatkan)


1. Reproduksi aseksual/vegetative meliputi :

a. Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.

b. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.

c. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple paada Virus.

d. Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.

e. Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.



2. Reproduksi seksual/generative

a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.

b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

c. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.

d. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.

e. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.


B. Reproduksi Pada Vertebrata
• Jenis hewan vertebrata
1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. termasuk kedalam kelompok ini adalah manusia.

1. PISCES
Pada pisces, ketika masih muda sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan permukaan licin berisi spermatozoa.
Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital.
Saluran reproduksi, pada Elasmobranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut duktus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus deferen akan bermuara di kloaka.
Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmobranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.



Gambar . Pertumbuhan ikan (http://sainsbio.com)


2. AMPHIBI
Sistem genitalia jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan kloaka. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis). Testes adalah gonad yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam kloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.

3. REPTIL
Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Hemipenis merupakan sepasang alat copulatio yang berupa tonjolan di dinding kloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan keluar. Semua reptil selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.

4. AVES
Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial. Alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens. Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.


5. MAMALIA
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
Epidedimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum.
Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis.

• Perkembangbiakan seksual pada vertebrata

Umumnya vertebrata yang hidup di air [akuatik] fertilisasinya terjadi di dalam air atau disebut fertilisasi eksternal. Contoh fertilisasi eksternal misalnya pada ikan dan katak. Sementara vertebrata yang hidup di darat [hewan terestirial] fertilisasinya terjadi di dalam tubuh betina atau disebut fertilisasi internal. Pada fertilisasi internal harus didahului dengan peristiwa kopulasi, yakni pemasukan organ kelamin jantan atau penis kedalam tabung liang reproduksi betina [vagina].
Pada hewan-hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal ada 3 macam cara perkembangan embrio dan kelahirannya, yakni sebagai berikut

1. Ovipar atau bertelur
Setelah terjadi pembuahan, embrio berkembang di dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Berikutnya telur dikeluarkan dari tubuh induk, dierami dan dibiarkan, kemudian menetas menjadi anak hewan yang siap hidup di alam terbuka. Contoh aves [burung] dan sebagian reptile.
2. Vivipar atau beranak
Setelah terjadi pembuahan, embrio yang terbentuk tetap tumbuh dan terpelihara di dalam rahim [uterus] induk betinanya. Embrio tersebut dilindungi oleh berbagai lapisan pelindung dan cairan untuk keamanannya. Makanan disediakan induknya melalui tali pusar. Setelah janin dewasa dan siap dilahirkan, maka akan dikeluarkan dari tubuh betina melalui vaginanya. Contohnya adalah semua mamalia kecuali platypus. Platypus adalah hewan mamalia yang memilki paruh seperti bebek. Hewan ini bertelur dan meletakkan telurnya pada lubang tanah untuk dierami sampai menetas.
3. Ovovivipar atau bertelur dan beranak
Setelah terjadi pembuahan, embrio yang terbentuk berkembang di dalam telur, namun telur tersebut tetap tersimpan [diinkubasi] di dalam tubuh induk betinanya. Ini berarti makanan untuk embrio tidak berasal dari induknya secara langsung tetapi tetap berasal dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Setelah cukup dewasa maka telur tersebut pecah dan lahirlah anak melalui vagina ibunya. Contohnya adalah pada beberapa jenis ikan hiu, kadal, ular boa.
Pada peristiwa terlepasnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses ovulasi yang satu ke ovulasi berikutnya disebtu siklus ovulasi. Waktu yang diperlukan untuk satu siklus ovulasi tidak sama, tergantung pada jenis hewan. Misalnya siklus ovulasi kelinci berlangsung selama 4 hari, sedangakn siklus ovulasi manusia rata-rata berlansung selama 28 hari. Jika telah terjadi pembuahan dan tumbuh menjadi embrio, biasanya tidak terjadi ovulasi lagi. Dengan kata lain, siklus ovulasi terhenti selama masa kehamilan. Hal ini diatur oleh hormon estrogen. Lama embrio tinggal di dalam kandungan induknya juga berbeda pada setiap jenis hewan.















C. Reproduksi Sub Filum Invertebrata

a. Filum Porifera/Hewan Spons
www.iadiasyamsi.blogspot.com

Porifera berkembangbiak dengan dua cara, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan dengan menggunakan tunas luar tetapi beberapa spesies bereproduksi menggunakan tunas dalam yang disebut gemula. Gemula dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrim sehingga walaupun spons induk mati, gemula tetap dapat hidup.
www.iadiasyamsi.blogspot.com
Reproduksi seksual terjadi pada mesohil. Sperma yang dilepaskan ke air diserap melalui pori-pori seperti penyerapan makanan. Sperma tersebut kemudian ditangkap oleh koanosit/sel leher dan membawanya menuju sel telur untuk melakukan pembuahan. Sebagian spons bersifat monocious [meiliki organ reproduksi jantan dan betina dalam satu individu] dan lainyya bersifat dioecious [organ reproduksi jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda].
Spons terbagi menjadi 3 berdasarkan bentuk tubuhnya yaitu asconoid,syconoid, leuconoid.asconoid merupakan kelompok spons yang paling sederhana. Kelompok ini seperti tabung sederhana yang berlubang-lubang kecil. Bagian dalam tabung yang terbuka disebut spongosol dan terdapat sel-sel leher atau koanosit,selain itu terdapat lubang besar yang untuk mengeluarkan air dari tubuh spons dan biasa disebut oskulum.
b. Filum Coelenterata/ Hewan Kantung
Reproduksi pada coelenterata terdiri dari dua cara, yaitu aseksual [polip] dan seksual [medusa]. Perkembangbiakan polip dilakukan dengan tunas aseksual, sedangkan medusa dapat menghasilkan sperma dan sel telur. Individu coelenterata dapat bersifat monoecious atau dioecious. Hasil reproduksi seksual ialah larva planula yang memiliki silia [rambut getar] dan dapat bebas berenang.

c. Filum platyhelminthes/ Cacing Pipih.

sumber www.anselm.edu
Anggota filum ini umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. Umumnya cacing ini monoecious , tetapi telah mengembangkan diri sehingga tidak melakukan pembuahan sendiri. Perkembangan cacing ini ada dua macam, langsung [telur menetas menjadi cacing kecil tetapi menyerupai cacing dewasa] dan tidak langsung [melalui bentuk larva yang bersilia].
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
d. Nemathelminthes/nematoda/ Cacing Gilig Filum

sumber www.anselm.edu

Sebagian besar nematoda tergolong dioecious. Pembuahan terjadi ketika hewan memasukkan sperma ke dalamnya. Spine ialah benda keras dan kaku yang khusus untuk mengadakan pembuahan. Sperma nematoda unik karena tidak memiliki flagella dan bergerak menggunakan pseudopodia [sitoplasma sementara yang berfungsi sebagai alat gerak], seperti Amoeba. Perkembangan dari telur yang dibuahi biasanya terjadi secara langsung.
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
e. Filum annelida/Hewan Bersegmen-segmen.

sumber www.anselm.edu
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Annelida bersifat monoecious atau dioecious. Sebagian anggota annelida ada yang memiliki fase larva, tetapi ada juga yang tidak. Apabila memiliki larva,biasanya larva bertipe trokofor. Selain itu,sebagian besar anggota annelida juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi maupun secara seksual yang kadang hermafrodit [cacing tanah].




f. Filum Arthropoda/Hewan Berbuku-buku.

sumber www.anselm.edu
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Umumnya atrhropoda tergolong dioecious dan memiliki pasangan organ perkembangbiakan, seperti ovary dan testis. Pembuahan internal, tetapi tidak pada semua anggota filum arthropoda. Arthropoda umumnya bertelur dan perkembangannya dilakukan melalui metamorphosis.


g. Mollusca/Hewan Lunak

sumber www.anselm.edu
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Sebagian besar moluska memiliki jenis kelamin yang berbeda[dioecious] dengan gonad [ovarium dan testis] yang terletak di dalam massa viseral, tetapi beberapa keong dan bekicot bersifat hermafrodit. Siklus hidup beberapa moluska laut juga meliputi tahapan larva bersilia yang disebut trokofor.
h. Echinodermata/Hewan Berkulit Duri

sumber www.anselm.edu
Reproduksi seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah [dioecious] dan pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari larva bilateral melalui proses metamorfosis.
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana.Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Semua sel makhluk hidup mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.perkembangbiakan itu, dilakukan melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organisme bersel banyak. Organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis. Hanya saja, perbanyakan sel pada jaringan organisme tingkat tinggi tidak disebut sebagai perkembangbiakan,melainkan disebut sebagai pembelahan sel.




DAFTAR PUSTAKA

http://intanriani.wordpress.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://sukabio.wordpress.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://forumsains.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011
http://wikipedia.com/
diakses pada hari Jum’at 7 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar