Create your own at MyNiceProfile.com

Kamis, 25 April 2013

KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK REPRODUKSI DAN LAKTASI



KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK REPRODUKSI DAN LAKTASI

1.      KEBUTUHAN ENERGI
Dalam pengertian sederhana energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan zat gizi yang banyak dibutuhkan ternak ruminansia setelah air. Banyaknya energi yang terkandung di dalam pakan atau energi yang dibutuhkan ternak ruminansia dapat dinyatakan dalam berbagai cara, seperti energi metabolis, martabat pati, atau total digestible  nutrient.
Total digestible nutrient yang disingkat TDN adalah jumlah energi dari pakan maupun ransum yang dapat dicerna. Semua pakan mengandung zat – zat makanan yang dapat menjadi sumber energi, yakni protein, serat kasar, lemak dan bahan ekstrak tanpa N (beta-N). Dari ketiga sumber energi (karbohidrat, lemak, protein), sebagian besar energi yang dibutuhkan ternak ruminansia diperoleh dari karbohidrat. Hal ini dapat dipahami, sebab penggunaan lemak dalam jumlah banyak dapat menimbulkan efek negatif pada ternak. Sedangkan protein merupakan sumber energi yang mahal dibandingkan karbohidrat dan lemak.
Penambahan konsentrat pada sapi bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan dan menambah energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penembehan konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat tertentu dapat juga bertujuan agar zat makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak.
            Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok, polar dll.
2.      KEBUTUHAN PROTEIN
Sebenarnya yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia dari protein adalah asam - asam amino. Di dalam tubuh ternak ruminansia, protein ini ada yang bisa disintesa, namun ada pula yang tidak bisa disintesa. Protein yang tidak bisa atau hanya sebagian kecil saja yang bisa disintesa di dalam tubuh ternak ruminansia disebut asam amino esensial. Sedangkan protein yang bisa disintesa di dala tubuh ternak ruminansia disebut asam amino non-esensial.
Asam amino yang dibutuhkan ternak ruminansia sebagian dipenuhi dari protein mikroba dan sebagian lagi dari protein pakan / ransum yang lolos dari fermentasi di dalam rumen (protein-by pass). Protein yang dibutuhkan ternak ruminansia yaitu dalam bentuk protein kasar dan protein dapat dicerna. Protein kasar adalah jumlah nitrogen (N) yang terdapat di dalam pakan / ransum dikalikan dengan 6,25 (N x 6,25). Sedangkan protein dapat dicerna adalah protein pakan / ransum yang dicerna dan diserap dalam saluran – saluran pencernaan. Sumber protein bagi ternak ruminansia adalah protein natural (protein pakan / ransum) dan non protein nitrogen (NPN).
Salah satu senyawa NPN yang telah umum dikenal adalah urea. Urea ini merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung nitrogen 40 – 45%. Urea dapat digunakan sebagai salah satu sumber nitrogen bagi ternak ruminansia karena adanya mikroorganisme di dalam rumennya. Namun, perlu ditegaskan bahwa penggunaan urea dalam ransum ternak ruminansia tersebut adalah sebagai substitusi sebagian proten ransum atau sebagai suplemen terhadap ransum yang berkualitas rendah. Penggunaan urea dalam ransum ternak ruminansia mempunyai batas – batas tertentu agar tidak terjadi keracunan. Sebaiknya, pemberian urea juga tidak dicampur dengan jerami kacang kedelai, sebab jerami kacang kedelai mengandung enzim yang dapat menyebabkan urea bersifat racun pada ternak ruminansia.
Ransum yang tersusun atas hijauan clan konsentrat,terdiri dari satu atau beberapa jenis hijauan clan satu atau beberapa jenis konsentrat.Suatu hal yang perlu cliperhatikan dalam menyusun ransum sapi perah laktasi yang terdiri dad hijauan clan konsentrat, adalah kualitas konsentrat yang ditentukan oleh kandungan proteinnya. Hasil penelitian yang telah dilakukan (5) menunjukkan bahwa,apabila hijauan yang diberikan berprotein rendah, maka konsentratnya haruslah yang berprotein tinggi.Dengan demikian, untuk menetapkan persentase kandungan protein konsentrat yang akan diberikan,perlu cliketahui lebih dahulu jenis clan kualitas hijau- annya. Dalam hubungan ini, Diggins clan Bundy (3) menyarankan sebagai berikut
Apabila hijauan yang diberikan berupa "hay" atausilase leguminosa yang berkualitas tinggi, maka persentase protein dapat dicerna (prdd) konsentrat berkisar antara 9 - 10 % .
Sedangkan apabila hijauan yang diberikan berupa leguminosa yang berkualitas sedang, persentase prdd konsentrat itu adalah sekitar 13% . Apabila hijauan yang diberikan setengahnya berupa leguminosa clan setengahnya lagi terdiri dari silase batang jagung clan claunnya, maka persentase prdd konsentrat adalah sekitar 15% .Dan apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah, persentase prdd konsentrat itu berkisar antara 17-20% .
Dalam penelitian pemberian rumput gajah pada sapi perah laktasi (2), diperoleh data bahwa, untuk mencapai produksi susu yang lebih tinggi,clibutuhkan pemberian konsentrat yang mengandung protein kasar sekitar 21-22% .Setelah mengetahui kandungan protein konsentrat yang akan diberikan, barulah ditetapkan perimbangan optimal antara hijauan dengan konsentrat dalam ransum tersebut . Serviss dan Ahlgren mengemukakan bahwa, perimbangan antara hijauan dengan konsentrat dalam ransum sapi perah adalah 73,8 : 26,2. Akan tetapi, dasar dari perimbangan ini tidak dijelaskan lebih lanjut, apakah untuk peningkatan kuantitas ataukah kualitas susu. Namun, hasil penelitian yang telah dilakukan di Stasiun Penelitian California, mengenai pengaruh berbagai level perimbangan antara hijauan dengan konsentratterha.dap kuantitas clan kualitas susu yang diproduksi sapi perah laktasi menunjukkan bahwa, pemberian10% konsentrat dalam ransum akan menurunkan produksi susu rata-rata, tetapi kadar lemak susu masih berada dalam keadaan normal. Sedangkan apabila ransum itu terdiri dari 100% konsentrat, produksi susu rata-rata meningkat,kandungan protein susu tak berubah clan lemak susu menurun secara drastis (lihat Tabel 1) . Penurunan kadar lemak susu ini terjadi oleh kurang terbentuknya asam asetat dalam rumen, sebagai akibat dari pemberian konsen-trat yang terlalu banyak dalam ransum. Tabel 1 memperlihatkan dengan jelas bahwa, untuk dapat mencapai produksi susu yang tinggidengan tetap mempertahankan kandungan protein dan lemak susu dalam batas-batas normal, perimbangan itu haruslah 60 : 40 (6) . Namun hendaknya dipahami bahwa, angka perimbangan . itu belum merupakan suatu imbangan optimal yang mutlak, karena perimbangan itu dapat bergeser ke kiri atau ke kanan, sesuai dengan kualitas hijauan yang diberikan . Apabila hijauan yang diberikan berkualitas tinggi, maka perimbangan tadi bergeser ke kiri, yaitu ke arah pemberian hijauan yang lebih banyak .Sebaliknya, apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah, maka perimbangan tadi bergeser ke kanan, yakni pemberian konsentrat ditingkatkan, sedangkan pemberian hijauan diturunkan  
Tabel 1 . Pengaruh berbagai level perimbangan enters hay dengan konsentrat terhadap kuantitas dan kualitas susu .
Produksi rata-rata                    Imbangan hay : konsentrat
90:10               60:40              30:70               0:100
Susu
Sebelum penelitian
(kg)                              :          22,7                 24,0                 21,7                 22,7
Selama penelitian
(kg)                              :          14,3                 18,4                16,1                 17,6
Lemak susu                             3,6                   3,6                  3,5                   2,4
Protein susu                             3,46                  3,52                3,60                 3,46
    Sumber data : Ronning clan Laben (6) .
Dibandingkan dengan konsentrat, nilai gizi hijauan pada umumnya lebih rendah. Pemberian hijauan yang terlalu banyak, apalagi yang berkualitas rendah, akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan zat-zat makanan untuk produksi susu yang tinggi . Di dalam rumen, hijauan tadi akan lebih lama tertahan, sehingga waktu fermentasinya pun akan lebih lama pula . Akibatnya, asam asetat yang sangat diperlukan dalam pembentukan lemak susu cukup tersedia, sehingga lemak susu pun akan meningkat, walaupun produksi susu yang tinggi tidak tercapai . Perlu diketahui bahwa, lemak susu merupakan salah satu faktor penentu dalam menilai kualitas produksi susu . Konsentrat tidak akan lama tertahan dalam rumen, sehingga waktu fermentasinya pun lebih singkat dibandingkan dengan hijauan . Akibatnya, asam asetat kurang tersedia dalam rumen, sehingga lemak susu akan mengalami penurunan . Pemberian hijauan dalam bentuk pellet pada sapi perah laktasi pun berakibat sama dengan pemberian konsentrat, yaitu singkatnya waktu fermentasi dalam rumen, sehingga lemak susu akan menurun (4) .Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapatlah disusun suatu contoh ransum sapi perah laktasi dengan perimbangan yang optimal antara hijauan dengan konsentrat.
Misalnya seekor sapi perah laktasi yang mempunyei bobot badan 350 kg dengan produksi susu rata-rata 15 kg/hari . Menurut standarl pemberian pakan, sapi perah tersebut membutuhkan 1 .578 g protein kasar, yang terdiri dari 468 g untuk kebutuhan hidup pokok den 1 .110 g untuk kebutuhan produksi susu dengan kadar lemak 3,5% (1) . Hijauan yang akan diberikan adalah rumput gajah, dengan kandungan bahan kering 21% clan zat-zat makanan lainnya : 10,19% protein kasar, 34,15% serat kasar, 1,64% lemek, 42,29% beta-N, 11,73% abu clan TDN 61% dari bahan kering . Pemberian rumput gajah tersebut diimbangi oleh konsentrat dengan kandungan protein kasar 22% . Susunan konsentrat tersebut terdiri dari 56% dedak padi, 20% bungkil kelapa, 8% jegung giling, 8% bungkil kacang tanah, 2% urea serta kapur, tepung tulang clan garam dapur masing-masing 2% . Konsentrat tersebut mengandung bahan kering 87,53% dengan energi 66,26% TDN .Menurut hasil penelitian di atas (6), apabila hijauan yang diberikan adalah hey, meka imbangan optimal itu adalah 60 : 40 . Kerena rumput gajah tergolong ke dalam kelompok hijauan yang berkualitas rendah, maka perimbangan optimal hijauan dengan konsentrat bergeser ke arah pemberian hijauan yang lebih sedikit, yakni 55 : 45. Hal ini berati bahwa, 55% deri seluruh kebutuhan protein dipenuhi oleh pemberian rumput gajah dan 45% legi dipenuhi oleh konsentrat .  Jumlah protein kasar yang akan dipenuhi oleh pemberian rumput gajah adalah 55/100 x 1 .578 g = 868 g ; sedangkan jumlah protein kasar yang dipenuhi oleh pemberian konsentrat adalah 45/100 x 1 .578 g = 710 g . Dengan demikian, jumlah pemberian rumput gajah dalam ransum adalah 868 x 100/10,19 x 100/21 x 1 g = 40.563 g = 41 kg; sedangkan konsentrat adalah 710 x 100/22 x 100/87,53 x 1 g = 3 .687 g = 3,7 kg . Ini berarti bahwa, ransum sapi perah tadi terdiri dari 41 kg rumput gajah clan 3,7 kg konsentrat. Setelah mendapatkan komposisi ransum yang akan diberikan, selanjutnya perlu dicek, apakah ransum tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan akan energi . Seperti diketahui, sapi perah dengan bobot badan 350 kg, produksi susu rata-rata 15 kg/hari dengan kadar lemak susu 3,5% membutuhkan energi sebesar 7.375 g TDN, yang terdiri dari 2 .800 g TDN untuk kebutuhan hidup pokok dan 4.575 g TDN untuk kebutuhan produksi susu . Rumput gajah yang diberikan sebanyak 41 kg, mengandung energi sebesar 41 x21/100x61/100 = 5 .252 g TDN; sedangkan 3,7 kg konsentrat, mengandung energi sebesar 3,7 x 87,53/100 x 66,26/100 x 1 g TDN = 2.146 g TDN. Jadi, jumlah keseluruhan energi yang terdapat dalam ransum tadi adalah 7 .398 g TDN, yang apabila diamati, ternyata sudahmemenuhi kebutuhan energi yarig dipersyaratkan tadi. Seandainya jumlah energi yang terdapat dalam ransum yang disusun berdasarkan perimbangan optimal tadi belum memenuhi kebutuhan energi yang dipersyaratkan, maka ke dalam konsentratnya dapat ditambahkan bahan-bahan makanan yang mengandung energi tinggi dengan kandungan protein yang rendah. Bahan makanan demikian umpamanya saja tepung gaplek, onggok ataupun molase .
Tabel kebutuhan Zat zat gizi Untuk Hidup pokok dan produksi sapi perah
BERAT BADAN
UNTUK HIDUP POKOK
KADAR LEMAK SUSU
UNTUK PRODUKSI 1 KG SUSU
PROTEIN (Gr)
ME
(M. Kal)
TDN (Kg)
LEMAK SUSU (%)
PROTEIN (Gr)
ME
(M.Kal)
TDN (Kg)
350
341
10,76
14
2,5
72
0,99
0,260
400
373
11,90
15
3,0
77
1,07
0,282
450
403
12,99
17
3,5
82
1,16
0,304
500
432
14,06
18
4,0
87
1,24
0,326
550
461
15,11
20
4,5
92
1,31
0,344
600
489
16,12
21
5,0
98
1,39
0,369
Perhitungan Kebutuhan protein dan energi berdasarkan Berat badan sapi dan produksi susu serta kandungan lemak susu berdasarkan tabel:
Misalnya Bert badan sapi 350 Kg,produksi susu 10 liter dengan kandungan lemak 3% maka:
            Kebutuhan protein : 341 + (10X77) =1111 gram
            Kebutuhan ME      : 10,76 + (10X1,07) =21,46 M Kal
            Kebutuhan TDN    : 14 + (10 X 0,282) =18,82 Kg

Tabel :  Kebutuhan Protein dan Energi pada Sapi perah Berdasarkan BeratBadan, Produksi dan kandungan lemak susu Pembuatan ransum sapi perah untuk memenuhi kebutuhan protein berdasarkan metode bujur sangkar latin.
Contoh : Sapi dengan berat badan 350 Kg berproduksi 15l/hari dengan kadar lemak 3,5%. Sapi diberi pakan hijauan rumput 20 Kg dan gamal 8 Kg, konsentrat kandungan protein 16% yang terdiri bungkil kelapa dan dedak. Kandungan protein rumput 1,6% dengan BK 21% sedangkan gamal dengan kandungan protein 25,2% dan BK 13,1%. Dedak mengandung protein 13% dengan BK 85,7%, bungkil kelapa mengandung protein 21,2%  dan BK b7,9%. Berapa bungkil kelapa dan dedak yang harus diberikan ?
Perhitungan :
Berdasarkan tabel maka kebutuhan protein untuk sapi tersbt =341+(15x82) = 1571 gram.
Protein dari rumput                             =  20x21/100x9,6/100x1 kg =  0,0672 Kg
Gamal                                                 =  10x13,1/100x25,2/100x1 kg  =  0,33 Kg
Kekurangan protein dan gamal           =  0,0673 kg + 0,33 kg  =  0,397 Kg        397 Gr
Kekurangan Protein                            =  1571 – 397  =  1174 Gram yang harus dipenuhi oleh konsentrat. Dari 841 maka konsentrat (16%) yang diberikan semisal Y gram maka = 16/100Y= 1174 jadi Y= 1174 00/16 = 7337,5 gram.
Protein dari dedak padi = 85,7/100x13 = 11,1%.
Protein dari Bungkil Kelapa = 87,9/100x21,2 = 18,6%.

3.      KEBUTUHAN MINERAL, VITAMIN, DAN FEED ADDITIVE
·         Mineral
Banyak proses – proses di dalam tubuh ternak hanya dapat berjalan dengan sempurna berkat adanya mineral. Diantara mineral – mineral yang terpenting adalah Na, Cl, K, Fe, Cu, Mg, Ca dan P. Pada umumnya Na dan Cl diberikan dalam bentuk garam dapur. Di samping unsur Na dan Cl, di dalam ransum sapi perah dan kambing perah yang sedang berproduksi susu perlu diperhatikan pula kecukupan unsur Ca, P dan Mg. Unsur – unsur lainnya dianggap telah mencukupi dalam ransum yang diberikan dan tidak perlu ditambahkan, kecuali bila terjadi gejala defisiensi.
Pemberian Na dan Cl dalam bentuk garam dapur untuk kambing, domba, maupun sapi dalam masa pertumbuhan cukup sekitar 1% dari jumlah konsentrat yang diberikan. Mineral lainnya yang perlu diperhatikan di dalam ransum kambing dan domba adalah Ca, P dan Mg.
·          Vitamin
Walaupun jumlah yang dibutuhkan relatif kecil, namun vitamin sering merupakan faktor yang ikut menentukan dalam produksi ternak. Jenis vitamin yang sudah dikenal antara lain vitamin A, vitamin B-kompleks, vitamin C, vitamin D, vitamin E dan vitamin K. Vitamin B, K dan C tidak perlu diperhatikan maupun ditambahkan di dalam ransum ternak ruminansia. Sebab, vitamin B dan K dapat dibentuk di dalam rumen, sedangkan vitamin C dalam jaringan tubuh ternak ruminansia.
·         Feed additive
Seperti kita ketahui bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada produksi susu sapi adalah lingkungan (suhu dan kelembaban udara). Ternak sapi memerlukan kondisi lingkungan yang nyaman dengan suhu dan kelembaban yang optimum agar dapat memaksimalkan produksi susunya.
Apabila ternak berada diluar kondisi nyaman maka ternak tersebut dapat mengalami stres. Di daerah tropis seperti Indonesia, stres banyak terjadi diakibatkan oleh panas (heat stress). Mengingat suhu udara dan kelembaban harian di negara kita cukup tinggi yaitu berkisar 24-34C dan 60–90%. Sementara jenis sapi yang banyak dipelihara oleh peternak kita adalah sapi jenis FH (Fries Holland) yang dalam pemeliharaannya memerlukan suhu ideal 18.3 C dan kelembaban 55% untuk performa maksimalnya.
Sapi yang mengalami heat stress akan mengalami penurunan asupan pakan, peningkatan asupan minum, peningkatan respirasi,serta mengeluarkan lebih banyak air liur, keringat dan urin. Jika dibiarkan berlanjut dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis (penurunan pH darah), penurunan asupan bahan kering (Dry Matter Intake/DMI) sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi susu, gangguan reproduksi dan kesehatan.


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi heat stress pada ternak sapi diantaranya:
a.        Penempatan ternak pada kandang yang teduh dan dilengkapi dengan kipas.
b.       Pemberian air minum yang bersih, segar,dan dingin, hal ini dilakukan karena kebutuhan air minum pada saat heat stress akan berlipat ganda dibandingkan keadaan normalnya.  
c.       Mempertahankan konsumsi pakan dengan cara meningkatkan kualitas nilai nutrisi, memberikan pakan yang segar dan bersih, serta meningkatkan jumlah pemberian pakan pada saat kondisi udara dingin.
d.      Pemberian suplemen mineral natrium dan kalium untuk mengganti mineral yang hilang akibat respirasi pengeluaran keringat dan atau urin yang berlebih.
e.       Mengurangi asupan serat sehingga rumen dapat berfungsi dengan baik.
f.       Pemberian pakan yang mengandung energi tinggi.
g.      Pemberian feed additive yang tepat agar dapat memodifikasi fungsi rumen dan menstabilkan pH rumen dengan baik,sehingga kesehatan rumen terjaga yang akhirnya dapat mencegah terjadinya asidosis.
Terkait feed additive, Alltech memiliki feed additive yang tepat untuk digunakan yaitu Yea-Sacc1026. Produk Yea-Sacc1026 merupakan kultur yeast hidup jenis Saccharomyces cerevisiae strain 1026 yang terbukti dapat meningkatkan DMI, memelihara performa,dan menstabilkan pH rumen selama heat stress.
Termasuk juga dapat membantu menurunkan fluktuasi pH rumen dengan cara menstimulasi bakteri yang mengubah asam laktat menjadi asam propionate. Yea-Sacc1026 ini sangat dikenal sebagai rumen modifier yaitu produk yang dapat dijadikan solusi untuk menanggulangi asidosis pada sapi perah terutama yang disebabkan oleh heat stress.
Berdasarkan data ilmiah diketahui bahwa bahwa pemberian Yea-Sacc1026 pada sapi perah yang mengalami heat stress dapat meningkatkan DMI sebanyak 0.8 kg/ekor/hari, produksi susu sebanyak 2.4 kg/ekor/hari, protein sebanyak 0.06 kg/ekor/hari,dan efisiensi pakan 3.8%.

Sumber:

6 komentar:

  1. http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/

    BalasHapus
  2. trimakasih atas infonya salken
    kunjungi juga blog seputas peternakan
    https://jahtera-awesome.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Halo, saya Helena Julio dari Ekuador, saya ingin berbicara tentang Layanan Pendanaan Le_Meridian tentang topik ini.Le_Meridian Layanan Pendanaan memberi saya dukungan keuangan ketika semua bank di kota saya menolak permintaan saya untuk memberi saya pinjaman 500.000,00 USD, saya mencoba semua yang saya bisa untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank saya di sini di Ekuador tetapi mereka semua menolak saya karena kredit saya rendah tetapi dengan rahmat Tuhan saya jadi tahu tentang Le_Meridian jadi saya memutuskan untuk mencoba mengajukan permohonan pinjaman. dengan insya Allah mereka memberi saya pinjaman 500.000,00 USD permintaan pinjaman yang ditolak bank-bank saya di sini di Ekuador, sungguh luar biasa melakukan bisnis dengan mereka dan bisnis saya berjalan dengan baik sekarang. Berikut adalah Email Investasi Pendanaan Le_Meridian / Kontak WhatsApp jika Anda ingin mengajukan pinjaman dari mereka.Email:lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.comWhatsApp Contact: 1-989-394-3740.

    BalasHapus